Pemblokiran RIM ancam bisnis operator



JAKARTA. Kenikmatan berkirim BlackBerry Messenger dan browsing internet melalui BlackBerry boleh jadi segera sirna. Sebab, pemerintah mengancam akan memblokir layanan BlackBerry Internet Services (BIS) pekan depan.

Pemerintah berang lantaran Research In Motion Ltd (RIM), produsen BlackBerry, tak kunjung memblokir akses ke situs-situs porno. "Pemerintah memberi batas waktu hingga 17 Januari 2011," tegas Gatot S. Dewabroto, Kepala Humas Kementerian Komuikasi dan Informatika kepada KONTAN, Minggu (9/1). Menurutnya, keputusan ini diambil setelah pemerintah bertemu RIM awal Januari 2010 lalu.

Menanggapi rencana tersebut, para operator cemas. Maklum, pelanggan BlackBerry cukup banyak dan terus tumbuh. Telkomsel yang kini memiliki pelanggan BlackBerry terbanyak menyesalkan aturan ini muncul saat pertumbuhan BlackBerry sangat pesat. GM Komunikasi Perusahaan Telkomsel Ricardo Indra memandang, pemblokiran bisa mengancam pertumbuhan BlackBerry. "Pemblokiran akan mempengaruhi bisnis kami," imbuh Benny Hutagalung, Kepala Divisi BlackBerry Indosat.


Menurut catatan para operator, total pelanggan BIS sekitar 2,5 juta. Memang, tak semua menggunakan layanan BIS bulanan. Tapi, taruh kata rata-rata tarif BIS bulanan Rp 90.000, maka jika pemerintah memblokir RIM, operator kehilangan potensi pendapatan Rp 225 miliar per bulan.

"Agar tak merugikan, kami sedang negosiasi dengan pemerintah. Kami harap ada hasil terbaik yang menguntungkan semua pihak," kata Handono Warih, GM Pengembangan Mobile Data XL Axiata.

Sekjen Indonesia Telecommunications Users Group Muhammad Jumadi menilai, pemerintah tak akan berhasil memblokir akses pornografi. Namun dia setuju, RIM harus mengikuti aturan. "Setiap bulan RIM mendapat US$ 20 juta, tanpa membayar pajak dan biaya internet service provider," kata Jumadi. Sayangnya, hingga kini Oliver Pilgerstorfer, Manajer Humas Senior RIM Singapore Pte Lte, tidak merespon SMS KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test