Pembuat kebijakan ECB terbuka untuk memangkas suku bunga



KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) terbuka untuk memangkas kembali kebijakan ECB bila pertumbuhan ekonomi melemah di sisa tahun ini dan euro yang kuat akibat perang dagang global, menurut dua sumber Reuters.

ECB pada Kamis lalu mengatakan bahwa suku bunganya akan tetap ada pada level saat ini hingga pertengahan tahun 2020, tetapi Gubernur ECB Mario Draghi menambahkan, para pengambil keputusan mulai berdiskusi tentang kemungkinan pemangkasan suku bunga atau pembelian obligasi baru untuk merangsang inflasi.

Mengutip Reuters, dua sumber yang akrab dengan diskusi kebijakan ECB mengatakan bahwa penurunan suku bunga dengan tegas dilakukan jika ekonomi wilayah itu mandek lagi setelah meningkat 0,4% pada kuartal I-2019.


"Jika inflasi dan pertumbuhan melambat, maka penurunan suku bunga dijamin," ujar salah satu sumber yang enggan disebut namanya.

Seorang juru bicara ECB menolak berkomentar.

Suku bunga simpanan ECB sudah 40 basis poin (bps) di bawah nol dan pemerintah berperingkat tertinggi di kawasan itu, seperti Jerman dapat meminjam dengan suku bunga negatif hingga satu dekade.

Salah satu sumber mengatakan, dalam konteks ini, melawan kekuatan euro ketimbang menurunkan biaya pinjaman yang sudah rendah akan menjadi alasan utama pemangkasan suku bunga deposito lebih lanjut. 

"Saya akan memberi Anda lima alasan untuk penurunan suku bunga," ujar sumber tersebut, sebelum menyebut nilai tukar lima kali.

ECB tidak secara formal menargetkan nilai tukar tetap, tetapi Draghi mencatat apresiasi euro dalam konferensi persnya pada Kamis dan telah lama menyoroti mata uang sebagai penentu penting dari kondisi pembiayaan.

Sumber itu mengatakan, euro pada US$ 1,15 masih akan ditoleransi, tetapi US$ 1,20 akan menjadi level kritis yang perlu diawasi.

Mata uang tunggal euro telah menguat 2% terhadap dollar Amerika Serikat hanya dalam waktu sepekan lantaran Federal Reserve mengisyaratkan kesediaannya untuk memangkas suku bunganya bila diperlukan.

Beberapa analis melihatnya sebagai tanda bank sentral AS tunduk pada tekanan dari Gedung Putih untuk menjaga dollar lemah dan memperkuat tangan pemerintah dalam negosiasi perdagangannya.

Menurut salah satu sumber, argumen untuk pelonggaran kuantitatif (quantitative easing) lebih banyak dari ECB masih kurang jelas bagi beberapa pembuat kebijakan.

Salah satu sumber mengatakan lebih banyak quantitative easing dapat membantu menenangkan pasar saham jika ini ditakuti oleh eskalasi dalam perang dagang, meskipun ada risiko bagi ECB yang muncul untuk menunjukkan kepada investor saham.

Yang lain mengatakan, manfaat utama quantitative easing adalah menekan perbedaan antara biaya pinjaman jangka pendek dan jangka panjang, membuat akses ke keuangan lebih mudah bagi perusahaan dan rumah tangga, tetapi premi jangka ini sudah rendah.

Editor: Herlina Kartika Dewi