Pemda Pasangkayu buka kesempatan investasi tambak udang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah daerah Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat mendorong investor untuk berkontribusi pada tambak udang lokal. Salah satunya pada tambak udang percontohan yang tengah dikembangkan pemda bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Arik Hari Wibowo, Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan dari Direktorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP menyatakan udang Pasangkayu memiliki potensi yang besar besar karena memiliki area tambak percontohan yang tengah dikembangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Menurutnya pada tahun 2015 silam, Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama pemerintah daerah Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat berupaya untuk mendorong produktivitas tambak udang dengan membangun area percontohan seluas 50 hektare.


"Dari lahan 50 ha, tadi terbagi menjadi kawasan penyangga dan utama, kawasan utama 50% untuk udang vaname dengan pola kemitraan, dan sisanya kawasan penyangga untuk mengembangkan rumput laut dan ikan bandeng," kata Arik, Senin (20/8)

Abbas Husain Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pasangkayu Sulawesi Barat menjelaskan kini total kemampuan produksi dari tambak percontohan yang ada bisa mencapai 60 ton udang untuk satu kali masa panen. Asal tahu udang membutuhkan waktu 4 bulan untuk dikembangkan dan di tambak mengalami dua kali panen setahun.

Adapun pengembangan lahan seluas 50 ha kali ini merupakan tahapan ekstensifiasi pertama, tahap kedua akan mencapai total 200 ha dan target besarnya akan mencapai 1.000 ha.

Pasangkayu sendiri memiliki potensi tambak seluas 13.669 ha, sedangkan area yang dimanfaatkan baru seluas 1.833 ha. Oleh karena itu, Pemda Pasangkayu membuka kesempatan investasi swasta seluas-luasnya.

Menanggapi hal tersebut Iwan Sutanto ketua Indonesia Shrimp Club menyampaikan investor cenderung akan tertarik bila produksi telah mencapai hingga 1.000 ton per bulan. "Tapi yang penting situasi kondusif dan pemda membantu regulasi dan perizinan," kata Iwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto