Pemegang hak siar tebar pesona di ajang Piala Dunia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan tak cuma di lapangan hijau. Saling rebut penonton Piala Dunia 2018 Rusia juga semakin kencang. Pemegang hak siar di dalam negeri perhelatan akbar sepakbola empat tahunan tersebut bertambah lagi.

Penguasa kini tak cuma Trans TV, Trans 7, Transvision, K-Vision, Klix, Telkomsel, Indihome dan Radio Republik Indonesia (RRI). PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) melalui MNC Vision juga ikut menyiarkan Piala Dunia 2018. Perusahaan ini, mulai menayangkan gelaran pertandingan sejak akhir pekan lalu. 

Hari Susanto, Direktur Utama MSKY, mengatakan, MNC Vision mendapatkan hak siar piala dunia  2018 dari PT Futbal Momentum Asia (FMA) sebagai TV berbayar alias pay TV. Terlambatnya MNC Vision menyiarkan ajang tersebut karena alotnya negosiasi dengan FMA terkait penawaran harga hak siar.


Walaupun cukup mahal, Hari mengaku pihaknya mendapat harga pembelian hak siar relatif lebih murah dan kompetitif dibanding perusahaan lain. "Itu rahasia perusahaan, pokoknya dapat harga terbaik dan lebih kompetitif. Kami akan tayangkan World Cup 2018 sampai final nanti," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (26/6).

Dengan dua juta pelanggan, MSKY percaya diri bila pembelian hak siar Piala Dunia tahun ini akan menguntungkan. Untuk menonton Piala Dunia di MNC Vision, pelanggan lama cukup membayar tambahan biaya channel sebesar Rp 10.000. Sedangkan pelanggan baru menambah biaya langganan sebesar Rp 50.000 per bulan.  “Dua juta pelanggan kalau dikalikan dengan Rp 10.000  sudah sangat signifikan. Paket khusus ada untuk yang baru berlangganan, tapi kami lebih fokus memuaskan pelanggan yang kami punya,” ujarnya Hari.

Sebelumnya, ceruk pasar piala dunia juga dimanfaatkan K-vision untuk menambah jumlah pelanggan. Perusahaan televisi berbayar itu menargetkan dapat menggaet dua juta pelanggan tahun ini. Salah satu faktor pendorong dari momentum Piala Dunia (Harian KONTAN, 11 Januari 2018).

Yohanes Yudistira, Direktur K-vision, mengatakan, target pelanggan baru tidak hanya di kota besar, tapi juga di pedesaan. "Mayoritas masyarakat Indonesia di pedesaan yang tidak bisa menonton dengan jaringan UHF, serta harus pakai parabola," ujar Yohanes.

Bukan kali pertama K-Vision memanfaatkan momentum Piala Dunia. Tahun 2014, perusahaan ini mendapat lisensi menayangkan Piala Dunia Brasil. Kala itu, jumlah pelanggan langsung melonjak sekitar 200.000 karena hak siar Piala Dunia tersebut.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia