Pemegang saham baru META tidak tender offer



KONTAN.CO.ID - Minimnya keterbukaan informasi soal perpindahan kepemilikan saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) beberapa waktu lalu menimbulkan banyak tanya. Investor masih mempertanyakan identitas PT Matahari Kapital Indonesia yang membeli 43% saham META senilai Rp 1,78 triliun. 

Salah satu investor bahkan melayangkan surat kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang ditembuskan ke beberapa media demi meminta kejelasan soal akuisisi perusahaan infrastruktur ini. 

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, pemegang saham META, yakni PT Hijau Makmur Sejahtera dan Eagle Infrastructure Fund Limited, menjual seluruh kepemilikan sahamnya ke Matahari Kapital melalui pasar negosiasi.


Matahari Kapital disebut memiliki afiliasi dengan Direktur Utama META, M. Ramdani Basri. Saat dihubungi KONTAN, Minggu (24/9), Ramdani mengakui adanya hubungan afiliasi tersebut. Ia mengatakan, dalam transaksi ini, tak ada perubahan pengendali saham. 

Dus, Matahari Kapital tidak akan melakukan tender offer wajib akibat transaksi ini. "Tidak (melakukan tender offer wajib), karena tidak ada perubahan pengendalian," ujar Ramdani. Sayangnya, ia belum menyebutkan alasan terjadinya transaksi itu dan sumber dana transaksi. 

Ia sekaligus membantah rumor yang beredar di pasar bahwa META diakuisisi oleh grup konglomerasi besar. Sebelumnya sempat beredar kabar, pembeli META adalah Metro Pacific Investment, perusahaan investasi infrastruktur asal Filipina yang berhubungan dengan Grup Salim.

Managing Director Rajawali Corpora Satrio Tjai mengaku tidak tahu menahu soal hal itu. "Kami tidak tahu mengenai hal lain karena kami sudah bukan pemiliknya. Bisa  dikonfirmasi langsung ke Matahari Kapital," ujar dia. 

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada masih optimistis terhadap bisnis META. Meski begitu, nasib META tergantung pada tujuan Matahari Kapital membeli saham ini. "Jika dilakukan untuk pengembangan bisnis, dampaknya bisa positif," katanya. Ia merekomendasikan buy saham META dengan target harga Rp 198 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati