Pemegang saham BNI menyetujui rights issue Rp 10 triliun



JAKARTA. Pemegang saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor melalui penerbitan hak efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue. Rapat menyetujui komposisi kepemilikan saham pemerintah setelah penawaran umum terbatas ini tidak kurang dari 60% atau kepemilikan saham publik maksimal 40%.HMETD ini dilakukan dengan ketentuan setiap pemegang 500 lembar saham lama (seri C) mempunyai 110.473 HMETD, dan setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 lembar saham baru seri C dengan harga Rp 3.100. HMETD ini dapat diperdagangkan mulai tanggal 10 Desember 2010 sampai 16 Desember 2010.Dengan harga Rp 3.100 per lembar saham, BNI berharap mendapat tambahan modal segar senilai Rp 10,4 triliun. "Dengan ini, posisi modal inti perseo meningkat dari 10,2% saat ini menjadi 16%-17%.Nantinya, BNI akan membagi penggunaannya sebesar 80% untuk penyaluran kredit koporasi, usaha menengah, usaha kecil, serta konsumer. Sebesar 15% akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur pada teknologi informasi, penambahan gerai, ATM.Selain itu, sebesar 5% akan digunakan untuk pengembangan anak usaha seperi BNI Life, BNI Syariah, BNI Securities, dan BNI Multifinance.Dengan dana segar ini, BNI berharap bisa meningkatkan rasio modal minimum atau capital adequate ratio (CAR) dari 12,4% saat ini menjadi 19%-20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie