KONTAN.CO.ID -NEW YORK. Pejabat WeWork, termasuk salah satu pendiri dan mantan CEO Adam Neumann, digugat oleh pemegang saham minoritas untuk mengganti kerugian karena perusahaan penyedia ruang kerja bersama (co-working space) itu membatalkan rencaca penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) dan nilai valuasi perusahaan anjlok lebih dari 87%. Dalam gugatan class action yang diajukan minggu ini di Pengadilan Tinggi San Francisco, mantan karyawan WeWork Natalie Sojka menuduh dewan direksi perusahaan melanggar kewajiban fidusia kepada pemegang saham minoritas seperti dirinya. Baca Juga: Terancam bangkrut, SoftBank gelontorkan dana US$ 9,5 miliar ke WeWork Warga San Francisco menyalahkan dewan direksi karena membiarkan SoftBank Group Jepang menyelamatkan WeWork dengan meningkatkan sahamnya menjadi potensi 80% dari 29% dengan harga diskon besar dan memberi Neumann paket keluar US$ 1,7 miliar. Softbank dan CEO perusahaan yakni Masayoshi Son, termasuk di antara 10 terdakwa yang disebutkan dalam gugatan yang diajukan pada 4 November. Mereka yang dan Neumann dituduh melakukan swa-jual. "WeWork yakin gugatan ini tidak pantas," kata seorang juru bicara pada Jumat (8/11) seperti dikutip Reuters. Sementara Softbank, representative eksternal perusahaan, dan pengacaranya Sojka tidak menanggapi permintaan konfirmasi dari Reuters. Gugatan tersebut merupakan rintangan baru bagi WeWork, paska membatalkan IPO pada 30 September setelah investor semakin waspada terhadap kerugian, model bisnisnya dan tata kelola perusahaannya. Neumann telah mengundurkan diri minggu sebelumnya. Perkiraan nilai valuasi WeWork telah merosot hingga US$ 5,9 miliar dari $ 47 miliar pada bulan Agustus. Baca Juga: Kalahkan AS, China dominasi startup dengan status unicorn di dunia WeWork pada hari Jumat mengungkapkan rencana untuk melepaskan semua bisnis non-inti dan memotong pekerjaan, dan mantan kepala staf Neumann menggugatnya pekan lalu karena diskriminasi kehamilan. Meskipun tuntutan hukum pemegang saham sering dikaitkan dengan perusahaan yang diperdagangkan secara publik, status pribadi WeWork "tidak ada kaitannya dengan manfaat suatu kasus," kata Michael Klausner, seorang profesor hukum dan tata kelola perusahaan di Stanford Law School. Dia juga mengatakan klaim swa-jual adalah sesuatu yang akan dilihat pengadilan dengan sangat hati-hati, dan bisa sulit bagi terdakwa untuk diberhentikan. Sojka mengatakan dia adalah pemegang saham WeWork saat bekerja di sana selama 1,5 tahun. Dia mengatakan bahwa setelah kepergiannya secara sukarela, dia menggunakan opsi saham setelah diberi tahu WeWork bermaksud untuk go public segera dan nilai sahamnya akan naik secara signifikan.
Pemegang saham minoritas gugat WeWork dan mantan CEO
KONTAN.CO.ID -NEW YORK. Pejabat WeWork, termasuk salah satu pendiri dan mantan CEO Adam Neumann, digugat oleh pemegang saham minoritas untuk mengganti kerugian karena perusahaan penyedia ruang kerja bersama (co-working space) itu membatalkan rencaca penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) dan nilai valuasi perusahaan anjlok lebih dari 87%. Dalam gugatan class action yang diajukan minggu ini di Pengadilan Tinggi San Francisco, mantan karyawan WeWork Natalie Sojka menuduh dewan direksi perusahaan melanggar kewajiban fidusia kepada pemegang saham minoritas seperti dirinya. Baca Juga: Terancam bangkrut, SoftBank gelontorkan dana US$ 9,5 miliar ke WeWork Warga San Francisco menyalahkan dewan direksi karena membiarkan SoftBank Group Jepang menyelamatkan WeWork dengan meningkatkan sahamnya menjadi potensi 80% dari 29% dengan harga diskon besar dan memberi Neumann paket keluar US$ 1,7 miliar. Softbank dan CEO perusahaan yakni Masayoshi Son, termasuk di antara 10 terdakwa yang disebutkan dalam gugatan yang diajukan pada 4 November. Mereka yang dan Neumann dituduh melakukan swa-jual. "WeWork yakin gugatan ini tidak pantas," kata seorang juru bicara pada Jumat (8/11) seperti dikutip Reuters. Sementara Softbank, representative eksternal perusahaan, dan pengacaranya Sojka tidak menanggapi permintaan konfirmasi dari Reuters. Gugatan tersebut merupakan rintangan baru bagi WeWork, paska membatalkan IPO pada 30 September setelah investor semakin waspada terhadap kerugian, model bisnisnya dan tata kelola perusahaannya. Neumann telah mengundurkan diri minggu sebelumnya. Perkiraan nilai valuasi WeWork telah merosot hingga US$ 5,9 miliar dari $ 47 miliar pada bulan Agustus. Baca Juga: Kalahkan AS, China dominasi startup dengan status unicorn di dunia WeWork pada hari Jumat mengungkapkan rencana untuk melepaskan semua bisnis non-inti dan memotong pekerjaan, dan mantan kepala staf Neumann menggugatnya pekan lalu karena diskriminasi kehamilan. Meskipun tuntutan hukum pemegang saham sering dikaitkan dengan perusahaan yang diperdagangkan secara publik, status pribadi WeWork "tidak ada kaitannya dengan manfaat suatu kasus," kata Michael Klausner, seorang profesor hukum dan tata kelola perusahaan di Stanford Law School. Dia juga mengatakan klaim swa-jual adalah sesuatu yang akan dilihat pengadilan dengan sangat hati-hati, dan bisa sulit bagi terdakwa untuk diberhentikan. Sojka mengatakan dia adalah pemegang saham WeWork saat bekerja di sana selama 1,5 tahun. Dia mengatakan bahwa setelah kepergiannya secara sukarela, dia menggunakan opsi saham setelah diberi tahu WeWork bermaksud untuk go public segera dan nilai sahamnya akan naik secara signifikan.