JAKARTA. Jepang dan China kembali terlibat persaingan sengit. Kali ini kedua negara Asia Timur itu memperebutkan salah satu proyek bernilai Rp 71,5 triliun, yakni kereta api cepat Jakarta-Bandung Menteri Koodinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bilang, pemerintah bakal segera merampungkan hasil kajian terhadap mega proyek itu. Targetnya, pada 31 Agustus mendatang, Darmin dapat memberikan penilaian atas proposal dari kontraktor China dan Jepang. "Besoknya kami bisa sampaikan ke Presiden," ujar Darmin, Jumat (28/8). Keputusan akhir ada di Presiden Joko Widodo. Asal tahu saja, Jepang dan China sama-sama sudah berkunjung ke Indonesia. Pada Rabu (26/8), utusan pemerintah Jepang Izumi Hiroto menyambangi Istana Negara untuk menegaskan komitmen Jepang sekaligus menawarkan proyek lain di sektor maritim. Nah Jumat kemarin (28/8) giliran China yang datang menemui Darmin.
Duta Besar China untuk Indonesia Xia Feng menjelaskan, pihaknya hanya membawa satu studi kelayakan. Berbeda dengan Negeri Matahari Terbit yang membawa proposal baru tambahan sebagai pelengkap proposal lama. Walau begitu, Feng optimistis dengan proposal China. Padahal proposal dari kedua negara ini memiliki persamaan mendasar, yakni sama-sama menawarkan untuk membangun proyek kereta api cepat tanpa pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).