JAKARTA. Pemerintah makin gencar membangun infrastruktur untuk mengangkut batu bara. Kali ini, pemerintah akan membangun jalur kereta api ganda (double track) di Sumatera Selatan yang menghubungkan Lubuk Linggau, Tebing Tinggi, Muara Enim, Prabumulih, menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api. Tujuannya untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi batu bara. "Jalur yang ada selama ini tidak memungkinkan menambah kapasitas produksi PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk," kata Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin setelah mengikuti rapat yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Kamis (8/1). Alex berharap pembangunan rel jalur ganda sepanjang 270 kilometer ini dapat mendorong Bukit Asam meningkatkan produksi menjadi 50 juta ton per tahun. Selain untuk pengangkuta batu bara, Jalur rel kereta api ini juga akan dimanfaatkan pengangkutan bahan tambang lain, kelapa sawit, dan karet. Guna memuluskan proyek ini, pemerintah telah mendelegasikan Gubernur Sumatra Selatan segera membuat permohonan sewa lahan di sisi kiri dan kanan di salah satu jalur rel lintas Sumatra yang saat ini sedang dalam pengerjaan, yaitu jalur yang menghubungkan Tanjung Enim, Sumatera Selatan ke Tarahan, di Lampung. Permohonan sewa lahan itu diajukan ke Menteri Perhubungan. Selain itu, Gubernur Sumatera Selatan juga mengajukan izin pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-api. "Segera setelah semua izin sewa lahan dan izin pembangunan pelabuhan diperoleh, proses tender terbuka akan dimulai," kata Alex. Menurut Alex, Sumatra Selatan sendiri menyimpan 48% cadangan batu bara nasional, setara dengan 22,5 miliar ton. Sedangkan Batu bara yang bisa ditambang sebanyak 18 miliar ton. Selain itu, Alex menjelaskan pembangunan rel jalur ganda memerlukan dana Rp 11 triliun. Sedangkan, percepatan pembangunan pelabuhan Tanjung Api-Api akan memakan biaya US$ 1 miliar. Dana untuk proyek yang rencananya akan diselesaikan dalam tempo 3 tahun hingga 4 tahun itu tidak akan menggunakan anggaran daerah atau anggaran negara. Sebaliknya, pemerintah akan mengundang investor. "Sudah banyak peminat, dari India, China, dan Timur Tengah.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah Agresif Bangun Double Track untuk Angkut Batubara
JAKARTA. Pemerintah makin gencar membangun infrastruktur untuk mengangkut batu bara. Kali ini, pemerintah akan membangun jalur kereta api ganda (double track) di Sumatera Selatan yang menghubungkan Lubuk Linggau, Tebing Tinggi, Muara Enim, Prabumulih, menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api. Tujuannya untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi batu bara. "Jalur yang ada selama ini tidak memungkinkan menambah kapasitas produksi PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk," kata Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin setelah mengikuti rapat yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Kamis (8/1). Alex berharap pembangunan rel jalur ganda sepanjang 270 kilometer ini dapat mendorong Bukit Asam meningkatkan produksi menjadi 50 juta ton per tahun. Selain untuk pengangkuta batu bara, Jalur rel kereta api ini juga akan dimanfaatkan pengangkutan bahan tambang lain, kelapa sawit, dan karet. Guna memuluskan proyek ini, pemerintah telah mendelegasikan Gubernur Sumatra Selatan segera membuat permohonan sewa lahan di sisi kiri dan kanan di salah satu jalur rel lintas Sumatra yang saat ini sedang dalam pengerjaan, yaitu jalur yang menghubungkan Tanjung Enim, Sumatera Selatan ke Tarahan, di Lampung. Permohonan sewa lahan itu diajukan ke Menteri Perhubungan. Selain itu, Gubernur Sumatera Selatan juga mengajukan izin pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-api. "Segera setelah semua izin sewa lahan dan izin pembangunan pelabuhan diperoleh, proses tender terbuka akan dimulai," kata Alex. Menurut Alex, Sumatra Selatan sendiri menyimpan 48% cadangan batu bara nasional, setara dengan 22,5 miliar ton. Sedangkan Batu bara yang bisa ditambang sebanyak 18 miliar ton. Selain itu, Alex menjelaskan pembangunan rel jalur ganda memerlukan dana Rp 11 triliun. Sedangkan, percepatan pembangunan pelabuhan Tanjung Api-Api akan memakan biaya US$ 1 miliar. Dana untuk proyek yang rencananya akan diselesaikan dalam tempo 3 tahun hingga 4 tahun itu tidak akan menggunakan anggaran daerah atau anggaran negara. Sebaliknya, pemerintah akan mengundang investor. "Sudah banyak peminat, dari India, China, dan Timur Tengah.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News