Pemerintah ajak swasta bangun infrastruktur gas



JAKARTA. Infrastruktur gas sangat minim, sehingga banyak daerah yang kekurangan gas. Untuk itulah, pemerintah mengajak swasta untuk membangun proyek infrastruktur gas. Maklum, selama ini proyek pembangunan infrastruktur gas masih bergantung pada pemerintah. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Evita Legowo menyatakan, sebagian besar infrastruktur gas dibangun menggunakan dana dari pemerintah dan dibantu beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bahkan, beberapa infrastruktur yang akan dibangun masih menjadi tanggungan pemerintah. Beberapa infrastruktur yang akan dibangun adalah unit penampungan dan regasifikasi terapung (floating storage and regassfication unit/FSRU) di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatra Utara. Target pemerintah pada 1 Februari tahun depan, FSRU Jawa Barat akan mulai mengaliri gas ke pembangkit PT PLN (Persero). “Di sini ada kesempatan swasta untuk ikut membangun jaringan gas dari FSRU ke konsumen,” kata dia.Kemudian, pemerintah juga berencana membangun terminal penampungan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) skala kecil di Halmahera Timur dengan kapasitas 30 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd). Dia menjelaskan, tahun lalu pemerintah akan melakukan kajian proyek ini pada 2010-2011. Pembangunan terminal akan dimulai tahun depan. “Proyek ini sudah jelas konsumennya, yaitu untuk listrik dan PT Aneka Tambang (Antam). Tetapi belum tahu siapa yang akan membangun,” kata dia.Selain itu, Evita menambahkan, pemerintah juga akan menambah jaringan distribusi gas untuk rumah tangga dan transportasi. Tahun ini, pemerintah akan membangun jaringan gas rumah tangga di Bontang, Sengkang, rumah susun di Jakarta dan sekitarnya, serta menambah jaringan di Bekasi dan Sidoarjo. Untuk transportasi, tahun ini akan membangun di Palembang dan 2012 di Surabaya.“PT PGN tidak berani membangun jaringan untuk kebutuhan kecil seperti ini karena marginnya terlalu kecil. Jadi, pemerintah mengambil alih pembangunannya,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini