JAKARTA. Pemerintah mulai mengevaluasi beberapa indikator makro ekonomi tahun 2013 yang sepertinya bakal meleset dari target. Jika diperlukan, pemerintah akan mengajukan revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 lebih awal untuk menjaga kesehatan fiskal. Menteri Keuangan Agus Martowardojo menuturkan, kondisi ekonomi global yang masih lemah mulai berpengaruh pada target indikator makro ekonomi Indonesia. Ia mencontohkan, target pertumbuhan ekonomi tahun ini yang dipatok sebesar 6,8% sepertinya tidak akan tercapai. Dalam kondisi seperti ini, ia bilang ekonomi Indonesia kemungkinan bisa terkoreksi hingga menjadi 6,5%. Kondisi serupa juga terjadi pada nilai tukar rupiah dan target lifting minyak. Menurut Agus, nilai tukar rupiah sepanjang tahun ini bakal lebih tinggi dari asumsi APBN 2013 yang sebesar Rp 9.300 per dollar AS. Sedangkan lifting yang ditargetkan 900.000 barel per hari juga hanya akan ada di kisaran 840.000 barel per hari. Agus bilang, biasanya revisi APBN biasanya dilakukan setelah semester I setiap tahunnya. Namun, "Sekarang situasinya (APBN) cukup perlu diperhatikan, bisa-bisa kita akan ajukan (revisi APBN) lebih awal," ungkapnya, Selasa (9/4). Meski begitu, Agus menekankan saat ini pemerintah belum memutuskan kapan akan mengajukan revisi APBN 2013. Menurutnya, saat ini pemerintah masih terus mengkaji berbagai kemungkinan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah akan ajukan revisi APBN lebih awal
JAKARTA. Pemerintah mulai mengevaluasi beberapa indikator makro ekonomi tahun 2013 yang sepertinya bakal meleset dari target. Jika diperlukan, pemerintah akan mengajukan revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 lebih awal untuk menjaga kesehatan fiskal. Menteri Keuangan Agus Martowardojo menuturkan, kondisi ekonomi global yang masih lemah mulai berpengaruh pada target indikator makro ekonomi Indonesia. Ia mencontohkan, target pertumbuhan ekonomi tahun ini yang dipatok sebesar 6,8% sepertinya tidak akan tercapai. Dalam kondisi seperti ini, ia bilang ekonomi Indonesia kemungkinan bisa terkoreksi hingga menjadi 6,5%. Kondisi serupa juga terjadi pada nilai tukar rupiah dan target lifting minyak. Menurut Agus, nilai tukar rupiah sepanjang tahun ini bakal lebih tinggi dari asumsi APBN 2013 yang sebesar Rp 9.300 per dollar AS. Sedangkan lifting yang ditargetkan 900.000 barel per hari juga hanya akan ada di kisaran 840.000 barel per hari. Agus bilang, biasanya revisi APBN biasanya dilakukan setelah semester I setiap tahunnya. Namun, "Sekarang situasinya (APBN) cukup perlu diperhatikan, bisa-bisa kita akan ajukan (revisi APBN) lebih awal," ungkapnya, Selasa (9/4). Meski begitu, Agus menekankan saat ini pemerintah belum memutuskan kapan akan mengajukan revisi APBN 2013. Menurutnya, saat ini pemerintah masih terus mengkaji berbagai kemungkinan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News