Pemerintah akan Aktifkan Dry Port Cikarang-Jababeka dan Gedebage-Bandung



JAKARTA. Pemerintah punya segudang rencana untuk membenahi sistem transportasi logistik di Indonesia, terutama yang melalui pelabuhan laut. Salah satunya dengan mengaktifkan kembali dua pelabuhan darat dry port di Cikarang-Jababeka dan Gedebage-Bandung.


Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menjelaskan, rencana tersebut sudah tercantum dalam cetak biru sistem logistik Indonesia. Pemerintah akan segera menerbitkan cetak biru yang akan menjadi pedoman penerapan transportasi arus barang yang efisien dan murah tersebut. Menurut Bambang, penyelesaian pedoman sistem logistik tersebut menjadi tugas tiga Departemen yang dikoordinasi oleh Menko Perekonomian. Yaitu Departemen Perhubungan (Dephub), Departemen Pekerjaan Umum dan Menteri Perdagangan. "Tugas Departemen Perhubungan memastikan empat pelabuhan utama Tanjung Priok, Makassar, Belawan, dan Tanjung Perak mampu beroperasi 24 jam. Departemen Perhubungan juga diminta untuk menyelesaikan cetak biru angkutan multimoda, angkutan udara, darat dan perkeretaapian," kata Bambang, Rabu (25/11). Menurut Bambang dalam pengembangan pelabuhan beberapa tahun terakhir, tidak seluruhnya berjalan mulus. Bambang mencontohkan, yang harus segera dibenahi antara lain peningkatan maksimum jumlah incoming gate di Pelabuhan Tanjung Priok. Diperkirakan pada 2011 akan ada 930 unit kontainer per jam masuk Tanjung Priok. Sementara daya tampungnya saat ini hanya 600 kontainer. "Bahkan kalau dilakukan business as usual, pada 2020 diperkirakan akan masuk 1.370 kontainer per jam," jelasnya. Nah untuk mengantisipasi hal ini, pemerintah menginstruksikan diaktifkannya kembali sejumlah dry port di kawasan-kawasan industri. "Ada sejumlah dry port yang akan dibangun dan diaktifkan kembali. Antara lain di Cikarang-Jababeka dan Gedebage-Bandung," katanya. Kawasan dry port ini lebih dikenal dengan istilah Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT). Seperti diketahui, pola persaingan bisnis saat ini telah bergeser dari menekan biaya produksi di pabrik menjadi menekan serendah mungkin biaya transportasi dan distribusi. Sehingga barang yang dijual bisa murah harganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test