KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya mencari cara agar kenaikan harga beras yang terjadi belakangan tidak terus mencekik masyarakat, terutama dari golongan kurang mampu. Jurus terbaru, pemerintah akan mengubah pola penyaluran bantuan beras untuk warga miskin. Perubahan
pertama, waktu penyaluran. Selama ini, penyaluran beras pada pertengahan atau akhir bulan. Mulai Maret 2018, distribusi berlangsung awal bulan. Perubahan
kedua, berkaitan dengan jumlah. Biasanya, penyaluran beras untuk masyarakat kurang sejahtera berkisar 130.000–150.000 ton per bulan. Pada Maret ini, penyaluran beras bakal mencapai 400.000 ton sekaligus.
Djarot Kusumayakti, Direktur Utama Perum Bulog, menyatakan, beras untuk Program Beras Sejahtera berasal dari dua sumber.
Pertama, beras sejahtera periode Januari–Februari yang belum disalurkan dan jatah Maret yang totalnya 250.000 ton.
Kedua, beras jatah penyaluran April dimajukan ke Maret sebanyak 150.000 ton. Menurut Djarot, keputusan penyaluran beras dalam jumlah itu sudah diketok oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas dengan sejumlah menteri dan kepala lembaga terkait di Istana Negara, Jumat (2/3). "Pak Presiden minta penyaluran bantuan beras sejahtera dipercepat," katanya di Kompleks Istana Negara. Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan, pemerintah harus meningkatkan pemberian beras bagi masyarakat kurang sejahtera karena harga beras di pasar jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) pemerintah. Untuk beras medium, rata-rata harga di pasar saat ini mencapai Rp 12.000 per kilogram. Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras menyebutkan, HET beras medium adalah Rp 9.450–Rp 10.250 per kilogram. "Jadi, memang harganya masih terlalu tinggi," ujar Darmin. Walau penyaluran beras sejahtera dalam jumlah sangat besar, Darmin memastikan, cadangan beras Bulog masih cukup. Saat ini, stok beras yang ada di gudang Bulog total mencapai 700.000 ton.
Cadangan tersebut belum termasuk beras impor yang didatangkan Bulog. Darmin menghitung, cadangan beras impor yang belum dipakai pemerintah dan masih tersimpan di gudang Bulog, jumlahnya sebanyak 260.000 ton Darmin berharap, penyaluran beras untuk masyarakat kurang mampu secara besar- besaran bisa menurunkan harga beras di pasaran. Hasil analisis pemerintah, harga beras yang tinggi di pasar akibat minimnya pasokan. Meski sekarang mulai masuk panen raya, petani masih memproses pengeringan gabah. Pemerintah juga berharap, langkah penyaluran beras sejahtera dalam jumlah besar bisa meringankan beban masyarakat kurang mampu. "Dengan upaya itu, diharapkan jumlah orang miskin tak bertambah," kata Darmin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini