JAKARTA. Mengantisipasi semakin padatnya Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyiapkan pembangunan bandara baru di Karawang. "Saat ini masih dalam tahap studi oleh Japan International Cooperation Agency (JICA), dan estimasi awalnya akan membutuhkan dana sekitar Rp 30 triliun," ujar Direktur Kebandarudaraan Direktorat Perhubungan Udara Kemenhub, Ignatius Bambang Tjahjono, Senin (30/1).Asumsi dana tersebut berasal dari keberadaan dua landasan pacu dan satu terminal besar dengan kapasitas mencapai 90 juta hingga 100 juta orang.Selain untuk mendukung Bandara Soetta, kehadiran bandara baru di wilayah timur Jakarta diharapkan bisa menyeimbangkan arus perjalanan menuju bandara yang selama ini terpusat ke wilayah barat Jakarta. Menurut Bambang, JICA sudah memilih Karawang dibandingkan Cikarang yang nantinya akan menjadi lokasi bandara bertaraf internasional tersebut. "Namun untuk lokasi pastinya, masih dipilih dari lima titik," pungkas Bambang. Pembangunan bandara ini akan mempertimbangkan daya dukung lingkungan, lahan pertanian produktif, dan aksesibilitas. Studinya ditargetkan akan selesai pada bulan April 2012.Besar kemungkinan pengerjaan proyek ini nantinya akan menggandeng pihak swasta dalam skema Public Private Partnership (PPP). Pemerintah akan membangun prasarana dari sisi udara (air side), sedangkan untuk swasta akan mengerjakan dari sisi darat (land side). Harapannya, proyek ini bisa segera ditender pada 2013 sehingga pada tahun 2015 bisa mulai dilakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama.Sebelumnya, Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono mengatakan bahwa bandara baru ini merupakan upaya pemerintah untuk merespon jumlah penerbangan yang meningkat hingga 10% setiap tahun. "Kami tahu selama ini infrastruktur menjadi tantangan bagi cerahnya bisnis penerbangan di Indonesia," ungkapnya.Bandara ini juga dirancang lebih besar dari bandara Soetta yang ada saat ini. Bandara ini juga akan mengakomodir seluruh segmen penerbangan termasuk layanan penuh atau Full Services maupun tarif rendah atau Low Cost Carrier (LCC)."Nantinya di Jakarta akan ada beberapa bandara, sehingga maskapai memiliki banyak pilihan. Namun, antara Bandara Soekarno-Hatta yang berada di Cengkareng, Banten, akan terhubung langsung dengan bandara baru ini melalui jaringan kereta api," kata Bambang.Selain itu, Bambang menambahkan pembangunan bandara baru ini akan disesuaikan dengan kerangka besar dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Saat ini, Kementerian Perhubungan sedang memikirkan bagaimana menghubungan bandara baru ini dengan bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng. "Kemungkinan akan dibangun jalur kereta api untuk menghubungkan kedua bandara ini," tukas Bambang.Sedangkan Sekjen Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau INACA, Tengku Burhanuddin menganggap pembangunan bandara baru ini tepat untuk menjawab kebutuhan akan infrastruktur penerbangan. Ia menambahkan, Jakarta sebagai salah satu kota tersibuk di dunia memang sudah sepantasnya memiliki lebih dari satu bandara. Dengan pertumbuhan angka penumpang seperti sekarang, maka ia memperkirakan pada tahun 2020 bandara Soetta akan segera penuh. "Pihak maskapai mendukung penuh rencana pemerintah tersebut," pungkasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah akan bangun bandara baru di Karawang
JAKARTA. Mengantisipasi semakin padatnya Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyiapkan pembangunan bandara baru di Karawang. "Saat ini masih dalam tahap studi oleh Japan International Cooperation Agency (JICA), dan estimasi awalnya akan membutuhkan dana sekitar Rp 30 triliun," ujar Direktur Kebandarudaraan Direktorat Perhubungan Udara Kemenhub, Ignatius Bambang Tjahjono, Senin (30/1).Asumsi dana tersebut berasal dari keberadaan dua landasan pacu dan satu terminal besar dengan kapasitas mencapai 90 juta hingga 100 juta orang.Selain untuk mendukung Bandara Soetta, kehadiran bandara baru di wilayah timur Jakarta diharapkan bisa menyeimbangkan arus perjalanan menuju bandara yang selama ini terpusat ke wilayah barat Jakarta. Menurut Bambang, JICA sudah memilih Karawang dibandingkan Cikarang yang nantinya akan menjadi lokasi bandara bertaraf internasional tersebut. "Namun untuk lokasi pastinya, masih dipilih dari lima titik," pungkas Bambang. Pembangunan bandara ini akan mempertimbangkan daya dukung lingkungan, lahan pertanian produktif, dan aksesibilitas. Studinya ditargetkan akan selesai pada bulan April 2012.Besar kemungkinan pengerjaan proyek ini nantinya akan menggandeng pihak swasta dalam skema Public Private Partnership (PPP). Pemerintah akan membangun prasarana dari sisi udara (air side), sedangkan untuk swasta akan mengerjakan dari sisi darat (land side). Harapannya, proyek ini bisa segera ditender pada 2013 sehingga pada tahun 2015 bisa mulai dilakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama.Sebelumnya, Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono mengatakan bahwa bandara baru ini merupakan upaya pemerintah untuk merespon jumlah penerbangan yang meningkat hingga 10% setiap tahun. "Kami tahu selama ini infrastruktur menjadi tantangan bagi cerahnya bisnis penerbangan di Indonesia," ungkapnya.Bandara ini juga dirancang lebih besar dari bandara Soetta yang ada saat ini. Bandara ini juga akan mengakomodir seluruh segmen penerbangan termasuk layanan penuh atau Full Services maupun tarif rendah atau Low Cost Carrier (LCC)."Nantinya di Jakarta akan ada beberapa bandara, sehingga maskapai memiliki banyak pilihan. Namun, antara Bandara Soekarno-Hatta yang berada di Cengkareng, Banten, akan terhubung langsung dengan bandara baru ini melalui jaringan kereta api," kata Bambang.Selain itu, Bambang menambahkan pembangunan bandara baru ini akan disesuaikan dengan kerangka besar dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Saat ini, Kementerian Perhubungan sedang memikirkan bagaimana menghubungan bandara baru ini dengan bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng. "Kemungkinan akan dibangun jalur kereta api untuk menghubungkan kedua bandara ini," tukas Bambang.Sedangkan Sekjen Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau INACA, Tengku Burhanuddin menganggap pembangunan bandara baru ini tepat untuk menjawab kebutuhan akan infrastruktur penerbangan. Ia menambahkan, Jakarta sebagai salah satu kota tersibuk di dunia memang sudah sepantasnya memiliki lebih dari satu bandara. Dengan pertumbuhan angka penumpang seperti sekarang, maka ia memperkirakan pada tahun 2020 bandara Soetta akan segera penuh. "Pihak maskapai mendukung penuh rencana pemerintah tersebut," pungkasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News