KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha menanggapi rencana pembuatan gudang penyimpanan dan pusat distribusi atau
stockpile di Hungaria untuk mendorong ekspor Indonesia. Rencana tersebut memang memiliki dampak positif dalam membuka pasar baru ekspor. Namun, pembuatan
stockpile memiliki banyak pertimbangan agar bisa memberi keuntungan. "Sebetulnya ide ini positif untuk pembukaan pasar baru tetapi risikonya besar," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (19/2).
Shinta bilang, penetrasi pasar, volume, dan frekuensi perdagangan menjadi pertimbangan pertama. Pembangunan
stockpile dinilai tidak efektif bila penetrasi pasar masih rendah serta volume dan frekuensi kecil.
Baca Juga: Neraca pembayaran Indonesia (NPI) kuartal IV-2020 defisit US$ 0,2 miliar Oleh karena itu, penetrasi pasar di pasar tujuan harus dilakukan terlebih dahulu. Terutama bila lokasi gudang bukan tempat konsumen akhir dari produk yang ada. "Agar
flow distribusi
stockpile-nya relatif lancar dan tidak mengendap terlalu lama sehingga menciptakan kerugian dagang yang tinggi," terang Shinta. Pertimbangan lain dalam rencana
stockpile berkaitan dengan jenis produk yang akan disimpan. Shinta bilang, produk ekspor Indonesia ke Eropa merupakan produk yang rentan rusak atau rentan mengalami penurunan harga bila disimpan dalam waktu lama. Shinta juga menyebut lokasi Hungaria sebagai salah satu pertimbangan. Meski Hungaria memiliki potensi menjadi hub karena berada di tengah Eropa, tetapi Hungaria diapit oleh daratan sehingga pengiriman menggunakan pesawat bukan kapal. "Hungaria itu negara
landlocked, sementara kita banyak mengekspor dengan
shipment bukan kargo udara," jelas Shinta.
Hungaria juga dipandang bukan sebagai konsumen akhir bagi produk Indonesia. Negara konsumen akhir dari produk ekspor mayoritas berada di Eropa Barat. Biaya dalam
stockpile pun menjadi pertimbangan bagi pelaku usaha. Shinta bilang, pelaku usaha berhemat dalam membuka pasar baru di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Pembukaan pasar baru tersebut juga memiliki risiko tinggi. Salah satu risiko yang dikhawatirkan berkaitan dengan gagal bayar oleh karena itu pelaku usaha belum tentu akan memanfaatkan gudang dam pusat distribusi tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat