Pemerintah akan bangun industri baterai lithium untuk kendaraan listrik dalam negeri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mulai serius garap kendaraan listrik nasional. Upaya ini dilakukan agar industri kendaraan tidak lagi dikuasai negara lain. Maka pemerintah fokus pada pengembangan industri baterai lithium untuk kendaraan listrik dalam negeri.

"Brainstorming, kami sepertinya sepakat," ungkap Luhut, Kamis (29/11).

Pemerintah saat ini sedang memesan baterai untuk sepeda motor listrik tersebut. 


Namun, dalam jangka dua tahun ke depan, Luhut meyakinkan akan menggunakan baterai Lithium, produksi dalam negeri yang dibuat di Morowali. Rencananya, pabrik di Morowali akan groundbreaking pada 11 Januari 2019.

"Tadi dari Wika dan Genesis sudah bikin motor, nah baterainya sekarang mau pesan," ungkapnya.

Nilai investasi untuk produksi baterai lithium menurut Luhut sebesar US$ 4,3 miliar, dengan nilai investasi awal US$ 700 juta. 

Investasi sebesar US$ 700 juta dilakukan oleh konsorsium GEM 36%, Tsinghan Group 21%, CATL (perusahaan baterai listrik terbesar di China) 25%, Hanwa 8%, dan Indonesia Morowali Industrial Park 10%.

Penggunaan baterai lithium untuk kendaraan listrik ini nantinya bisa memangkas harga. Pasalnya perkembangan aplikasi teknologi baterai lithium mengarah pada penggunaan nikel 80% , cobalt 10% dan mangaan 10%. Sedangkan Indonesia memiliki 16% cadangan nikel di dunia, dan diklaim sebagai yang terbesar.

Dia juga menjelaskan sepeda motor yang dibeli menggunakan APBN dan APBD nantinya wajib menggunakan buatan dalam negeri. Rencananya, Senin pekan depan Luhut akan mengadakan rapat internal untuk mempersiapkan rapat peraturan presiden (perpres) pada Rabu pekan depan. Setelah itu mereka akan mengadakan ratas lagi terkait kendaraan listrik.

"Insyaallah (Desember)," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi