JAKARTA. Untuk mendukung pengembangan kawasan kluster industri berbasis kelapa sawit di Sei Mangkei Sumatra Utara, pemerintah berniat untuk membangun jaringan kereta api untuk menghubungkan kawasan industri ke pelabuhan. Sebagai gambaran saja, untuk menghubungkan kawasan Sei Mangkei dengan pelabuhan Kuala Tanjung dibutuhkan rel kereta sepanjang 40,86 kilometer (km). Saat ini rel kereta api yang sudah ada di Sei Mangkei ini baru 15,75 km. Sedangkan sisanya sebanyak 25,11 km yang terdiri dari 6,86 km menuju rel kereta yang sudah terpasang dan 18,25 km rel baru yang menghubungkan ke pelabuhan.Direktur Jenderal pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Dedi Mulyadi menjelaskan, untuk membangun rel kereta api ini, pemerintah akan menggandeng PT Kereta Api (PT KA). Sedangkan untuk pelabuhannya, pemerintah akan berkolaborasi dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). "Saat ini PT KA sedang membuat detail engiineering design (DED)," kata Dedi.Sayangnya, Dedi belum mau mengatakan besarnya nilai investasi yang digelontorkan untuk membangun rel kereta api ini. Ia hanya bilang, untuk membangun dan memperbaiki rel kereta yang sudah ada di Sei Mangkei setidaknya dibutuhkan dana sekitar Rp 418 miliar. Rinciannya, sebanyak Rp 400 miliar untuk membangun rel KA sepanjang 18,25 km, sekitar Rp 7 miliar - Rp 8 miliar untuk membangun rel kereta api sepanjang 6,86 km, dan sekitar Rp 10 miliar untuk perbaikan rel kereta api sepanjang 15,75 km.Asal tahu saja, pengembangan kawasan kluster industri berbasis kelapa sawit ini sudah menunjukkan perkembangan. Dari 1.400 hektar lahan yang akan dikembangkan, untuk tahap pertama akan dikembangkan seluas 104 hektar. Lahan ini sudah siap untuk dijual ke investor.Dari total laha seluas 104 hektar tahap pertama ini, hanya 70% nya yang bisa dibangun atau seluas 72,8 hektar. Dari jumlah itu sebanyak 40% nya sudah dibangun oleh PTPN. Sehingga, investor masih bisa menggunakan lahan seluas 32,8 hektar lahan. Salah satu investor yang sudah berminat untuk masuk ke kawasan Sei Mangkei adalah investor asal Jerman yaitu Ferrostal AG.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah akan bangun rel KA dan pelabuhan di Sumut
JAKARTA. Untuk mendukung pengembangan kawasan kluster industri berbasis kelapa sawit di Sei Mangkei Sumatra Utara, pemerintah berniat untuk membangun jaringan kereta api untuk menghubungkan kawasan industri ke pelabuhan. Sebagai gambaran saja, untuk menghubungkan kawasan Sei Mangkei dengan pelabuhan Kuala Tanjung dibutuhkan rel kereta sepanjang 40,86 kilometer (km). Saat ini rel kereta api yang sudah ada di Sei Mangkei ini baru 15,75 km. Sedangkan sisanya sebanyak 25,11 km yang terdiri dari 6,86 km menuju rel kereta yang sudah terpasang dan 18,25 km rel baru yang menghubungkan ke pelabuhan.Direktur Jenderal pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Dedi Mulyadi menjelaskan, untuk membangun rel kereta api ini, pemerintah akan menggandeng PT Kereta Api (PT KA). Sedangkan untuk pelabuhannya, pemerintah akan berkolaborasi dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). "Saat ini PT KA sedang membuat detail engiineering design (DED)," kata Dedi.Sayangnya, Dedi belum mau mengatakan besarnya nilai investasi yang digelontorkan untuk membangun rel kereta api ini. Ia hanya bilang, untuk membangun dan memperbaiki rel kereta yang sudah ada di Sei Mangkei setidaknya dibutuhkan dana sekitar Rp 418 miliar. Rinciannya, sebanyak Rp 400 miliar untuk membangun rel KA sepanjang 18,25 km, sekitar Rp 7 miliar - Rp 8 miliar untuk membangun rel kereta api sepanjang 6,86 km, dan sekitar Rp 10 miliar untuk perbaikan rel kereta api sepanjang 15,75 km.Asal tahu saja, pengembangan kawasan kluster industri berbasis kelapa sawit ini sudah menunjukkan perkembangan. Dari 1.400 hektar lahan yang akan dikembangkan, untuk tahap pertama akan dikembangkan seluas 104 hektar. Lahan ini sudah siap untuk dijual ke investor.Dari total laha seluas 104 hektar tahap pertama ini, hanya 70% nya yang bisa dibangun atau seluas 72,8 hektar. Dari jumlah itu sebanyak 40% nya sudah dibangun oleh PTPN. Sehingga, investor masih bisa menggunakan lahan seluas 32,8 hektar lahan. Salah satu investor yang sudah berminat untuk masuk ke kawasan Sei Mangkei adalah investor asal Jerman yaitu Ferrostal AG.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News