Pemerintah Akan Berlakukan Program Biodiesel B35, Emiten Sawit Bakal Cuan Besar



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Upaya pemerintah mendorong penggunaan energi baru terbarukan terus ditingkatkan. Terbaru, mulai Rabu (1/2/2023), pemerintah akan memberlakukan penerapan program biodiesel B35.

Lewat program ini, pemerintah meningkatkan persentase campuran bahan bakar nabati (BBN) ke dalam BBM jenis minyak solar dari 30% (B30) menjadi 35% (B35).

Analis Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menilai, implementasi B35 akan berdampak positif bagi emiten perkebunan.  Sebab, produk utama emiten sawit akan lebih banyak terserap untuk B35.


Terlebih, Indonesia tidak hanya menjadi produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia. "Namun Indonesia juga konsumen terbesar di dunia, sehingga market CPO ada di Indonesia sendiri," ujar Alrich, Senin (30/1).

Baca Juga: Ini Kata Eagle High Plantations (BWPT) Terkait B35 ke BBM

Dia melihat, secara historis, penerapan program B30 di sepanjang 2021 berdampak positif untuk emiten CPO. Ini tercermin dari peningkatan pendapatan emiten.

Alrich mencontohkan kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Emiten sawit Grup Astra ini meraup pendapatan Rp 24,32 triliun pada tahun 2021, naik 29,29% secara tahunan. 

Laba bersih AALI pun melonjak 136,63% secara tahunan jadi Rp 1,97 triliun.

Alrich memperkirakan, kenaikan porsi BBN jadi 35%, akan mendongkrak permintaan CPO. 

Senada, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti berpendapat, program B35 akan mendorong permintaan CPO lebih tinggi. 

Baca Juga: Sumber Tani Agung Resources (STAA) Targetkan Produksi 2023 Tumbuh 10%

Efeknya, top line emiten CPO berpotensi naik.

Desy merekomendasikan beli saham AALI dan LSIP dengan target harga masing-masing Rp 9.200 dan Rp 1.200. 

Sedang Alrich merekomendasikan beli saham AALI, TAPG dan SSMS dengan target harga masing-masing berada di Rp 8.750, Rp 685 dan Rp 1.745.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli