Pemerintah akan Gencarkan Ekspor ke India dan China, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - MAKASSAR. Pemerintah akan fokus mendorong ekspor ke India dan China. Kedua negara tersebut dinilai cukup menjanjikan harapan besar di tengah perlambatan ekonomi global.

Plt Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Menko Perekonomian Ferry Irawan menyampaikan fokus ekspor ke India dan China sudah sesuai arahan Presiden Jokowi.

Dia mengatakan alasan utama fokus ekspor ke kedua negara tersebut yakni lantaran India dan China berpotensi tak akan terganggu dengan skala perlambatan ekonomi global pada 2023.


Baca Juga: Pasca Laporan Investigasi Reuters, Indonesia Akan Perketat Kontrol Impor Sepatu Bekas

"Kedua, jumlah penduduk India dan China mendominasi untuk saat ini. Jadi, mau enggak mau harus masuk ke situ," ucap Ferry kepada Kontan.co.id saat ditemui di acara Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Minggu (5/3).

Oleh karena itu, Ferry menyampaikan kini Kemenko Perekonomian sedang mencoba mengkoordinasikan dengan beberapa kementerian terkait rencana ekspor ke dua negara tersebut.

Dia mengatakan pemilihan komoditas unggulan Indonesia akan menjadi pembahasan utama dengan kementerian lain. 

Ekspor akan berfokus terhadap komoditas yang punya daya saing dan pasarnya besar.

"Kami sudah mapping beberapa komoditas itu. Kemudian kami lagi mengonfirmasi ke kementerian dan lembaga, betul atau enggak komoditas yang dibutuhkan tersedia? Kalau ada, tentu itu didorong," ujarnya.

Ferry menyampaikan apabila kementerian dan lembaga terkait telah menyetujui komoditas yang akan diekspor, nantinya akan ada pembahasan mulai dari fasilitas pembiayaan hingga promosi.

Baca Juga: Soal Neraca Komoditas, Pengusaha Minta Pemerintah Perhatikan Tiga Poin Ini

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan India menjadi negara tujuan ekspor Indonesia rata-rata terbesar dalam 5 tahun terakhir capai 11,3%, dibanding China yang mencapai 8,3%. 

Dia juga menerangkan Indonesia akan fokus untuk mengekspor ke India dan China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi