KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Mineral (ESDM) menyebutkan, porsi penggunaan gas bumi untuk aktivitas pembangkit tenaga listrik di Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 kemungkinan akan dikurangi. Pasalnya, energi listrik yang digunakan oleh pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) cukup besar dan dianggap sebanding dengan energi listrik yang dihasilkan. “Secara scientific, gas itu specific fuel consumption-nya kecil, untuk menghasilkan per kilowatt hour (kWh) paling kecil dibandingkan yang lainnya,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Sommeng di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (4/12). Ia tidak menjelaskan seberapa besar bauran penggunaan gas untuk aktivitas pembangkit listrik di Tanah Air. “Yang penting kita bisa menjaga 22% sampai tahun 2023 sudah aman lah, di Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) seperti itu,” kata dia.
Pemerintah akan kurangi penggunaan gas untuk pembangkit listrik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Mineral (ESDM) menyebutkan, porsi penggunaan gas bumi untuk aktivitas pembangkit tenaga listrik di Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 kemungkinan akan dikurangi. Pasalnya, energi listrik yang digunakan oleh pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) cukup besar dan dianggap sebanding dengan energi listrik yang dihasilkan. “Secara scientific, gas itu specific fuel consumption-nya kecil, untuk menghasilkan per kilowatt hour (kWh) paling kecil dibandingkan yang lainnya,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Sommeng di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (4/12). Ia tidak menjelaskan seberapa besar bauran penggunaan gas untuk aktivitas pembangkit listrik di Tanah Air. “Yang penting kita bisa menjaga 22% sampai tahun 2023 sudah aman lah, di Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) seperti itu,” kata dia.