Pemerintah Akan Libatkan Bank Bumn Dalam Proyek Senoro



JAKARTA. Pemerintah berharap, bank badan usaha milik negara (BUMN) mau terlibat dalam pendanaan proyek gas Senoro. Untuk itu, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) berencana mengundang Bank Mandiri dan Bank BNI membahas proyek tersebut. "Kita putuskan untuk ketemu minggu depan dengan kedua bank BUMN tersebut," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Evita Herawati Legowo, Rabu (28/10).Menurut Evita, rencana diadakannya pertemuan, untuk meminta kesiapan kedua bank plat merah tersebut dalam membiayai proyek Senoro secara keseluruhan, mulai dari hulu hingga hilir. Selain mengundang Bank Mandiri dan BNI, Evita melanjutkan, pihaknya juga akan mengundang konsorsium Pertamina-Medco sebagai produsen gas Senoro. Selain itu, Pemerintah akan mengundang tiga calon pembeli domestik yang terdiri dari Panca Amara Utama (PAU), PT PLN (Persero) dan PT Pupuk Sriwijaya. Sedainya, Dirjen Migas juga akan bertemu dengan Dirjen Agro Kimia dan Industri Departemen Perindustrian, Benny Wahyudi. "Nanti akan kami pertemukan pihak-pihak terkait untuk menjelaskan kesiapan di kondisi hulu dan hilir dari proyek ini," lanjut Evita.Evita mengaku, saat ini harga jual gas di well head (mulut sumur) masih belum ada titik temu antara produsen dan konsumen. Departemen ESDM yang berfungsi sebagai fasilitator mengharapkan harga jual gas tersebut bisa segera mencapai kata sepakat.Ia menjelaskan, dari produsen dalam hal ini konsorsium Pertamina dan Medco bersedia menurunkan harga menjadi US$ 5 hingga US$ per mmbtu. Padahal awalnya, konsorsium tersebut mematok harga jual gas sekitar US$ 6,16 per mmbtu. "Sedangkan waktu itu konsumennya siap dengan harga US$ 4 premium. Kemarin saya minya premiumnya berapa agar bisa ketemu antara hulu dan hilir," jelas Evita.Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan jika Pertamina menyetujui penurunan harga tersebut. Tetapi ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh dengan harga yang mereka tawarkan. "Pokoknya liabilitynya harus ada baru kita mau turunkan harganya. Negoisasi masih berjalan terus, kita lihat saja nanti bagaimana," ungkap Karen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dikky Setiawan