Pemerintah akan selesaikan lima pilar utama untuk dorong pertumbuhan manufaktur



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mendorong pertumbuhan manufaktur Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan menyelesaikan lima pilar utama landasan transformasi ekonomi menuju Indonesia maju. Salah satunya adalah dengan fokus pada sektor industri.

"Industri yang akan didorong adalah dengan cara picking the winner policy, yaitu dengan memilih industri mana yang paling menonjol, terutama untuk ekspor," kata Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Raden Edi Prio Pambudi pada Senin (12/8) di Jakarta.

Baca Juga: Kemenko Perekonomian sebut industri manufaktur turun karena tak berorientasi ekspor


Selanjutnya, ia juga memaparkan langkah apa saja yang akan dilakukan untuk menggenjot manufaktur. Pertama, adalah dengan memperbaiki investasi. Edi menyebut Indonesia mulai saat ini harus punya target investasi.

Hal ini juga berkaitan dengan Incremental Capital-Output Ratio (ICOR). Menurutnya, Indonesia juga harus bisa menekan ICOR, karena kalau tidak, percuma.

Karena semakin tinggi ICOR kita, berarti semakin tidak efisien investasi yang ada di Indonesia. Edi mengambil contoh India dan Vietnam yang memiliki ICOR lebih rendah dari Indonesia, tetapi pertumbuhan ekonomi dua negara tersebut lebih tinggi.

Namun, menekan ICOR tidak semudah membalik telapak tangan. Hanya saja, pemerintah sudah mempersiapkan online single submission (OSS) yang mempermudah perizinan untuk melakukan usaha.

Baca Juga: Belanja pemerintah belum berdampak optimal pada pertumbuhan ekonomi

"Kalau dulu orang mau izin harus berhadapan dengan kewenangan, sekarang hanya tinggal berhadapan dengan servis dengan sistem yang terintegrasi. Ini juga memudahkan investor untuk datang ke Indonesia. Lewat aplikasi, membuat mereka gampang untuk memilih mau investasi di mana," tambah Edi.

Kedua, langkah lain yang perlu diambil adalah menyangkut ekspor. Saat ini industri harus lebih berorientasi pada ekspor. Namun, bila melihat dari sisi logistik, itu masih belum terlalu bisa diharapkan karena biaya logistik masih mahal. Oleh karena itu, Edi mengajak untuk menekan impor.

Baca Juga: Upayakan transformasi manufaktur, BI lakukan relaksasi dalam sejumlah bidang

Ketiga, ada juga industri 4.0 yang terus dikembangkan oleh Indonesia. Prioritasnya ada di sektor makanan dan minuman, pakaian, elektronik, otomotif, dan kimia.

Keempat, langkah pemberian insentif fiskal. Inti dari insentif fiskal adalah untuk membangun cashflow agar industri bergerak lebih cepat sehingga industri tidak terlalu bergantung pada investasi.

Kelima, pengembangan super deduction tax yang nantinya bisa memicu perusahaan untuk melakukan vokasi. Hal ini menyebabkan kualitas tenaga kerja semakin meningkat sehingga menghasilkan hasil yang lebih memuaskan juga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati