Pemerintah Akan Tangani Proses Negosiasi Blok Masela yang Tersendat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan, jika proses divestasi Shell tidak kunjung ada perubahan, pemerintah akan turun tangan mengevaluasi rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) Blok Masela. 

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menjelaskan, sesuai dengan regulasi, jika suatu proyek PoD-nya tidak dilaksanakan, tentu SKK Migas akan segera melakukan evaluasi. 

Review apa saja yang harus dilaksanakan di POD itu, yang tidak dilaksanakan oleh kontraktor maupun pemegang PI di proyek itu,” jelasnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (24/5). 


Baca Juga: Kepala SKK Migas: Perairan Utara Bali Diduga Simpan Cadangan Gas Jumbo

Jika isu pelepasan participating interest (PI) Shell di Blok Masela ternyata menjadi salah satu faktor Inpex tidak bisa menjalankan kegiatannya di sana, dan Shell tidak segera melaksanakan divestasi yang sudah dijanjikan, pemerintah akan mengevaluasi langkah khusus yang bisa dilakukan selanjutnya. 

“Pemerintah mengharapkan agar proyek ini bisa segera berjalan, kalau pemegang PI tidak melaksanakan POD yang sudah di-approve tentu pemerintah mengambil langkah-langkah  supaya apa saja hal-hal yang menjadi pending matters, diharapkan kontraktor dan pemegang PI bertanggung jawab atas POD yang disetujui bersama,” kata Dwi. 

Baca Juga: SKK Migas: TKDN Pengadaan Barang dan Jasa Industri Hulu Migas capai 64,75% di 2022

Sampai dengan saat ini, proses negosiasi antara Shell dan PT Pertamina masih terus berjalan. Salah satu yang masih alot dibicarakan ialah soal harga. Namun sayang, Dwi tidak bisa menyampaikan nilai dari 35% PI Shell yang ditawarkan ke Pertamina. 

“(Soal harga) ya nanti kan namanya negosiasi (nilainya terus) bergerak,” ujarnya. 

SKK Migas berharap, divestasi Shell dan pergantian PI di Blok Masela bisa segera tuntas di semester I 2023. Adapun setelah pembelian PI Shell rampung, Pertamina akan langsung masuk dengan Inpex dan terbentuk konsorsium yang akan mengelola lapangan yang memiliki cadangan gas sebesar 4 triliun kaki kubik (TCF) tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .