Pemerintah akan Tawarkan SBN Ritel SR019, Ini Kata Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sukses meraup penjualan tertinggi dari ORI023, Pemerintah akan kembali menawarkan produk Surat Berharga Negara (SBN) Ritel. Pemerintah berencana menawarkan Sukuk Ritel seri SR019 pada tanggal 1 September - 20 September 2023 (tentatif).

Chief Dealer Fixed Income & Derivatives Bank Negara Indonesia (BNI) Fudji Rahardjo menilai, penawaran SBN ritel saat ini masih akan digemari oleh masyarakat. Faktor besaran kupon yang ditawarkan menjadi daya tarik utama.

Sejauh ini, informasi besaran kupon untuk SR019 masih menunggu konfirmasi dari Pemerintah. Namun, besaran kupon diyakini tidak akan jauh berbeda dari kupon yang ditawarkan ORI023 sebesar 5,90% untuk tenor 3 tahun dan 6,10% untuk tenor 6 tahun.


Fudji mengatakan, faktor dalam penentuan kupon nantinya akan melihat pandangan terhadap prospek suku bunga, terkhusus level suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) saat penetapan kupon tersebut. Penetapan kupon juga akan memperhatikan situasi kondisi pasar global dan domestik.

Baca Juga: Kinerja Pasar Obligasi Indonesia Masih Positif Sepanjang Semester I

“Penentuan kupon pasti sudah mempertimbangkan berbagai aspek oleh pemerintah,” ungkap Fudji kepada Kontan.co.id, Jumat (28/7).

Menurut Fudji, kupon untuk tenor 3 tahun ataupun tenor yang tidak terlalu panjang menjadi daya pikat untuk investor ritel. Investor umumnya sudah terbiasa dengan tenor tidak terlalu panjang.

Sementara itu, faktor pemanis lainnya bagi SR019 adalah pembelian minimum yang tidak memberatkan, serta dapat dijual sebagian setelah holding period. Besaran kupon SR019 juga diperkirakan lebih tinggi dibandingkan instrumen sejenis seperti deposito, dengan pajak yang lebih rendah.

Jika besaran kupon masih berkisar 5,90% dan 6,10% maka lebih tinggi dibandingkan deposito yang berkisar rata-rata 5%. Sementara, pajak bagi deposito sebesar 20% lebih memberatkan, dibandingkan SR019 yang diproyeksikan sama seperti SBN ritel sebelumnya hanya sekitar 10%.

“Secara historikal, penjualan obligasi ritel memang selalu diminati,” kata Fudji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi