Pemerintah alokasikan Rp 858 miliar untuk membangun Bendungan Randugunting Blora



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan infrastruktur. Salah satunya pembangunan Bendungan Randugunting di Blora, Jawa Tengah.

Kepala Satker Pembangunan Bendungan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, I Gusti Ngurah Carya Andi Baskara mengatakan, alokasi anggaran pembangunan mencapai Rp 858 miliar. "87,05% progres per hari ini," ujar Andi, Kamis (21/10).

Kementerian PUPR menyebut, akan melakukan percepatan penyelesaian pembangunan Bendungan. Ditargetkan, mulai pengisian air awal (impounding) pada sekitar 20 November - 30 November 2021.


"Target terisi penuh Maret 2022," ucap Andi.

Andi mengatakan, pengerjaan proyek terbilang lebih cepat dari perencanaan. Adapun target penyelesaian adalah November 2022.

Baca Juga: Terdampak Covid-19, Pratama Widya (PTPW) revisi target kontrak baru tahun ini

Andi mengatakan, pembangunan bendungan untuk kebutuhan air baku dan irigasi bagi masyarakat Blora dan Rembang. Sebab, kedua daerah tersebut cenderung kering dan memiliki rata-rata curah hujan yang cukup rendah.

"Itu kenapa bendungan diperlukan, untuk keperluan air baku dan irigasi," ujar Andi.

Kementerian PUPR mengatakan, Bendungan Randugunting merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN). Bendungan ini merupakan salah satu dari 65 Bendungan yang ditargetkan oleh pemerintahan Jokowi.

Pembangunan Bendungan Randugunting direncanakan akan mampu menyuplai air baku di Kabupaten Blora dan Kabupaten Rembang sebesar 150 liter per detik. Pasca impounding, diproyeksikan tampungan efektif mencapai 8,61 juta m3.

Sebagai informasi, Bendungan Randugunting dibangun oleh kontraktor PT Wijaya Karya - PT Andesmont Sakti, KSO dengan menggunakan anggaran APBN. Bendungan Randugunting terletak di aliran Sungai Banyuasin, DAS Randugunting, Desa Kalinanas, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora.

Selanjutnya: Adhi Karya optimistis total kontrak meningkat hingga tutup tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi