KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mendesak industri minyak untuk bekerja sama dengan pemerintahan Donald Trump guna mempromosikan kepentingan kebijakan luar negeri AS, terutama di Asia dan Eropa. Berpidato di hadapan para top eksekutif dari perusahaan-perusahaan energi dan minyak terbesar di dunia, Pompeo mengatakan dalam sambutannya bahwa
shale oil dan gas alam Amerika yang baru ditemukan akan memperkuat negaranya dalam kebijakan luar negeri. Sebelumnya Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi keras dalam beberapa bulan terakhir pada dua produsen minyak utama dunia yakni Venezuela dan Iran.
Pompeo mengatakan Washington akan menggunakan semua alat ekonominya untuk membantu mengatasi situasi di Venezuela, yang terperosok dalam krisis ekonomi selama bertahun-tahun dan di mana Presiden Nicolas Maduro tetap mempertahankan kekuasaan meskipun telah ditolak oleh sejumlah negara. Washington juga kembali memberlakukan sanksi minyak terhadap Iran pada tahun lalu untuk mengurangi volume ekspor minyak mentah negara tersebut dalam beberapa bulan terakhir dalam upaya untuk mengekang kegiatan nuklir, rudal, dan kegiatan regional Teheran. "Kami berkomitmen untuk membawa ekspor minyak mentah Iran ke titik nol secepat kondisi pasar mengizinkan," katanya seperti dikutip
Reuters. “Kita perlu menyingsingkan lengan baju kita dan memfasilitasi investasi, mendorong mitra untuk membeli dari kita, dan dengan menghukum sejumlah aktor jahat,” lanjut Pompeo. Pompeo mengatakan
booming ekspor minyak dan gas telah memberi Amerika Serikat kemampuan untuk memenuhi permintaan energi yang pernah dipenuhi oleh para saingan geopolitiknya. "Kami tidak ingin sekutu-sekutu Eropa terpikat pada gas Rusia melalui proyek NordStream II, seperti halnya kami sendiri ingin bergantung pada pasokan minyak Venezuela," kata Pompeo merujuk pada ekspansi pipa gas alam dari Rusia ke Eropa Tengah. Pidato Pompeo dilakukan pada hari kedua konferensi CERAWeek IHS Markit di Houston, di mana eksekutif minyak dan gas AS bersama tokoh-tokoh energi dan pejabat organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) berkumpul setiap tahun untuk membahas pengembangan energi global. Pidato tersebut datang pada hari yang sama setelah Pompeo bertemu dengan para eksekutif minyak terkemuka selama sekitar satu jam untuk mencoba membujuk perusahaan-perusahaan energi guna membantu upaya pemerintah untuk meningkatkan ekspor minyak mentah ke Asia dan untuk mendukung kebijakannya mengisolasi Iran.
Hal ini menandai upaya peningkatan untuk mempengaruhi para eksekutif perusahaan minyak untuk mendukung agenda dominasi energi pemerintahan Trump dengan memajukan tujuan diplomatik dan kebijakan melalui ekspor minyak dan gas AS yang berkembang pesat. Pompeo menambahkan Amerika Serikat sedang berupaya membuat kemajuan signifikan pada aliansi keamanan Timur Tengah selama beberapa bulan ke depan. Aliansi ini merupakan upaya untuk membentuk blok negara-negara Muslim Sunni yang didukung AS termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait sebagai benteng melawan pengaruh Iran di Suriah dan Timur Tengah. Pompeo juga mengkritik China karena mmemblokir pengembangan energi di Laut China Selatan melalui cara-cara koersif yang menurutnya mencegah negara-negara Asia Tenggara mengakses cadangan energi yang dapat dipulihkan senilai lebih dari US$ 2,5 triliun. Tak lupa, Pompeo juga menyebut invasi Rusia ke Ukraina merupakan upaya negara tersebut untuk mendapatkan akses ke cadangan minyak dan gas negara yang bertetangga ini.
Editor: Tendi Mahadi