KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merger senilai US$8,4 miliar antara Paramount Global dan Skydance Media resmi mendapat persetujuan dari regulator Amerika Serikat pada Kamis (waktu setempat). Kesepakatan ini akan menempatkan berbagai aset hiburan ternama — termasuk jaringan televisi CBS, studio Paramount Pictures, dan saluran anak-anak Nickelodeon — di bawah kendali konglomerat teknologi, David Ellison, putra pendiri Oracle, Larry Ellison. Namun, di balik persetujuan ini tersimpan kontroversi politik dan isu kebebasan pers, terutama di era kepresidenan Donald Trump.
Persetujuan FCC Disertai Tuduhan “Suap Politik”
Trump, Kebebasan Pers, dan Komitmen Skydance
Selama masa kepresidenannya, Trump secara rutin menyerang media, menyebut mereka “bias liberal” dan “fake news”, termasuk CBS News. Sebagai bagian dari syarat merger, Skydance membuat komitmen kepada FCC:- Menunjuk ombudsman independen untuk menangani aduan tentang bias editorial.
- Tidak akan membentuk inisiatif keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) — sebuah langkah yang dianggap sejalan dengan kebijakan anti-DEI Trump.
Akhir Era Redstone, Awal Baru untuk Paramount
Merger ini juga menandai berakhirnya era Redstone dalam mengendalikan salah satu kerajaan media terbesar di AS. Shari Redstone, yang menjabat sebagai ketua Paramount sejak 2019, sebelumnya berharap perusahaan dapat bersaing lebih baik dengan raksasa hiburan global. Namun kenyataannya, nilai pasar Paramount terus merosot dalam beberapa tahun terakhir, terseret oleh transisi industri hiburan ke era streaming yang disruptif. Baca Juga: Trump Sebut Ketua The Fed Bodoh, Klaim Powell Bakal Lengser dalam 8 BulanKepemimpinan Baru Usai Merger
Setelah merger rampung:- David Ellison akan menjabat sebagai Chairman dan CEO Paramount yang baru.
- Jeff Shell, mantan CEO NBCUniversal, akan menjabat sebagai Presiden.
- Chris McCarthy, salah satu dari tiga CEO Paramount saat ini, akan mengundurkan diri, menurut sumber internal.