Pemerintah Atasi Oversupply Ayam Lewat Bantuan Pangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai upaya dalam mengatasi oversupply dari produksi ayam, pemerintah akan memberikan bantuan pangan selama tiga bulan hingga Mei nanti.

Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA), Rachmi Widriani mengatakan, presiden telah menugaskan pemberian bantuan pangan berupa daging ayam dan telur untuk keluarga penerima manfaat (KPM) rawan stunting.

Adapun pelaksanaannya akan melalui mekanisme Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) oleh ID Food bekerjasama dengan PT Pos Indonesia untuk distribusinya.


"Badan Pangan Nasional menyiapkan mekanisme pelaksanaannya. BKKBN menyiapkan data KPM penerima by name by address. Targetnya akhir Maret sudah mulai penyaluran sampai 3 bulan ke depan," kata Rachmi kepada Kontan.co.id, Senin (13/3).

Baca Juga: Ketentuan Fleksibilitas Harga Gabah/Beras Berlaku Sejak 11 Maret, Ini Isinya

Ia melanjutkan, dari data keluarga penerima manfaat prioritas 1 rawan stunting dari BKKBN sementara tercatat 1.446.089 keluarga. Artinya akan ada 1,466 juta kilogram daging ayam yang diserap untuk bantuan pangan ini setiap bulannya selama tiga bulan.

"Jika 1 KPM mendapat 1 kilogram daging ayam perbulan, minimal dibutuhkan 1,466 juta kilogram daging ayam," imbuhnya.

Adapun rencana penyaluran bantuan pangan tahap akan dilaksanakan pada akhir bulan Maret ini. Bantuan pangan tersebut akan diberikan selama 3 bulan atau sampai Mei 2023.

Ia mengatakan, oversupply dari produksi ayam saat ini merupakan penyebab harga yang turun di pasaran. Terlebih kebutuhan daging ayam saat ini dapat dipenuhi dari domestik maka ketika stoknya berlebih tentu akan berpengaruh ke harga.

"Pemenuhan kebutuhannya dari dalam negeri sehingga jika terjadi over produksi sedikit saja langsung berpengaruh ke harga. Livebird yang masuk ke pasar. Peternak kecil/mandiri yang paling terkena," kaya Rachmi.

Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi mengatakan, keluhan peternak ayam mandiri dan peternak rakyat ke sejumlah Kementerian dan Lembaga belum juga menemui jalan keluar.

Ia menjelaskan, harga ditingkat peternak berada di angka Rp19.000 perkilogram. Meski demikian harga tersebut masih dibawah harga acuan pembelian produsen yang diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional No 5/2022. Dimana batas atas ialah Rp23.000 per kg live bird (ayam hidup), sedangkan batas bawah Rp21.000 per kg live bird. Kemudian harga penjualan di konsumen Rp36.750 per kg karkas.

"Harga lucu kalau kondisi seperti ini (demo dari peternak) akan naik tapi cuma bertahan seminggu," kata Sugeng.

Wismarianto Ketua Perhimpunan Peternakan Unggas Nusantara (PPUN) menyebut meski saat harga sudah naik menjadi Rp19.000 namun empat hari lalu harga sempat anjlok ke Rp16.000 perkilogram. Ia mengatakan, secara maraton 4 tahun lebih peternak rakyat telah mengalami kerugian.

"Harga turun itu karena mekanisme pasar karena oversupply. HPP peternak sekitar Rp20.000 sedangkan perusahaan besar sekitar Rp16.000. Jika harga diangka Rp17.500 maka peternak rakyat habis tapi pengusaha besar untung dikit," kata Wismarianto.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pangan Nasional dalam neraca pangan nasional periode Januari sampai Desember 2023 per 3 Maret 2023, produksi dalam negeri daging sekitar 4,01 juta ton. Kemudian stok awal 2023 sebesar 150.489 ton, maka total ketersediaan tahun 2023 sekitar 4,16 juta ton.

Adapun kebutuhan tahunan daging ayam ras ialah 3,5 juta ton. Maka dengan kondisi tersebut stok akhir Desember 2023 ialah 655.180 ton.

Baca Juga: Lima Tahun Rugi, Peternak Ayam Rakyat dan Mandiri Demo di Komnas HAM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat