JAKARTA. Pemerintah Indonesia akan kembali menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN). Ini adalah lelang SUN perdana pada tahun 2009. Rencananya, pada 13 Januari 2009, pemerintah akan melepas empat seri obligasi pemerintah ke pasar. Total nilai indikatif SUN yang bakal dilelang kali ini mencapai Rp 3 triliun. "Hasil SUN untuk memenuhi sebagian target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," ungkap Rahmat Waluyanto, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan (Depkeu) dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Kamis kemarin (8/1). Keempat surat utang pemerintah yang bakal dilelang tersebut antara lain adalah seri SPN20100104. Sistem pembayaran bunga obligasi yang jatuh tempo Januari 2010 ini memakai sistem diskonto. Selain itu, pemerintah juga melelang kembali SUN seri FR0023 yang memiliki tenor tiga tahun dan FR0036 yang memiliki tenor 10 tahun. SUN yang disebut terakhir merupakan SUN acuan untuk tenor 10 tahun pada tahun ini. Pemerintah mematok kupon FR0023 sebesar 11%. Obligasi ini bakal jatuh tempo pada 2012. Sedangkan untuk FR0036 yang jatuh tempo 2019, pemerintah menetapkan bunga 11,5% per tahun. Pemerintah juga menerbitkan satu seri SUN baru, yaitu FR0051. Obligasi ini akan menjadi obligasi acuan untuk SUN bertenor lima tahun. Masih menarik Analis melihat, hasil lelang SUN kali ini bakal bagus. "Pemerintah melakukan lelang pada momen yang cukup bagus, saat imbal hasil obligasi pemerintah sudah rendah," tutur Heru Helbianto, Head of Debt and Capital Market Trimegah Securities, kemarin. Dus, pemerintah tak harus memberi bunga yang tinggi untuk SUN baru. Heru juga yakin, imbal hasil obligasi pemerintah saat ini masih menarik bagi investor. Rata-rata imbal hasil SUN saat ini mencapai 11% atau lebih. Bandingkan dengan yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) alias US Treasury yang cuma 1% - 3%. Perbedaan suku bunga Indonesia dengan negara lain juga masih lebar. BI rate saat ini 8,75%, sementara Fed funds rate hanya 0,25%. Bunga Eropa pun kini 1,5%. Selain itu, investor juga tidak akan mengajukan permintaan imbal hasil yang tinggi saat penawaran. "Investor akan meminta imbal hasil sesuai harga pasar," kata Heru optimistis. Maklum saja, investor saat ini memandang risiko berinvestasi di kawasan emerging market, termasuk Indonesia, sudah turun. Heru memperkirakan, investor bakal meminta yield 11,30%-11,50% untuk SUN FR0023. Untuk FR0036, investor bisa jadi meminta yield 11,60%-11,70%. Sementara untuk SUN seri FR0051, bila mengacu pada FR0049, SUN acuan bertenor lima tahun sebelumnya, investor bisa jadi meminta yield 11,15%-11,20%.
Pemerintah Bakal Menggelar SUN Perdana Tahun Ini
JAKARTA. Pemerintah Indonesia akan kembali menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN). Ini adalah lelang SUN perdana pada tahun 2009. Rencananya, pada 13 Januari 2009, pemerintah akan melepas empat seri obligasi pemerintah ke pasar. Total nilai indikatif SUN yang bakal dilelang kali ini mencapai Rp 3 triliun. "Hasil SUN untuk memenuhi sebagian target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," ungkap Rahmat Waluyanto, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan (Depkeu) dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Kamis kemarin (8/1). Keempat surat utang pemerintah yang bakal dilelang tersebut antara lain adalah seri SPN20100104. Sistem pembayaran bunga obligasi yang jatuh tempo Januari 2010 ini memakai sistem diskonto. Selain itu, pemerintah juga melelang kembali SUN seri FR0023 yang memiliki tenor tiga tahun dan FR0036 yang memiliki tenor 10 tahun. SUN yang disebut terakhir merupakan SUN acuan untuk tenor 10 tahun pada tahun ini. Pemerintah mematok kupon FR0023 sebesar 11%. Obligasi ini bakal jatuh tempo pada 2012. Sedangkan untuk FR0036 yang jatuh tempo 2019, pemerintah menetapkan bunga 11,5% per tahun. Pemerintah juga menerbitkan satu seri SUN baru, yaitu FR0051. Obligasi ini akan menjadi obligasi acuan untuk SUN bertenor lima tahun. Masih menarik Analis melihat, hasil lelang SUN kali ini bakal bagus. "Pemerintah melakukan lelang pada momen yang cukup bagus, saat imbal hasil obligasi pemerintah sudah rendah," tutur Heru Helbianto, Head of Debt and Capital Market Trimegah Securities, kemarin. Dus, pemerintah tak harus memberi bunga yang tinggi untuk SUN baru. Heru juga yakin, imbal hasil obligasi pemerintah saat ini masih menarik bagi investor. Rata-rata imbal hasil SUN saat ini mencapai 11% atau lebih. Bandingkan dengan yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) alias US Treasury yang cuma 1% - 3%. Perbedaan suku bunga Indonesia dengan negara lain juga masih lebar. BI rate saat ini 8,75%, sementara Fed funds rate hanya 0,25%. Bunga Eropa pun kini 1,5%. Selain itu, investor juga tidak akan mengajukan permintaan imbal hasil yang tinggi saat penawaran. "Investor akan meminta imbal hasil sesuai harga pasar," kata Heru optimistis. Maklum saja, investor saat ini memandang risiko berinvestasi di kawasan emerging market, termasuk Indonesia, sudah turun. Heru memperkirakan, investor bakal meminta yield 11,30%-11,50% untuk SUN FR0023. Untuk FR0036, investor bisa jadi meminta yield 11,60%-11,70%. Sementara untuk SUN seri FR0051, bila mengacu pada FR0049, SUN acuan bertenor lima tahun sebelumnya, investor bisa jadi meminta yield 11,15%-11,20%.