KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan akan menerbitkan 8 Surat Berharga Negara (SBN) ritel untuk tahun 2024. Berbagai jenis SBN ritel akan ditawarkan, mulai dari Obligasi Negara Ritel (ORI), Savings Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST), Sukuk Ritel (SR), hingga CWLS Ritel. Jadwal terdekat adalah penerbitan ORI025 pada 29 Januari 2024 hingga 22 Februari 2024. Kemudian, SR020 pada 4 Maret - 27 Maret 2024, ST012 pada 26 April - 29 Mei 2024, SBR013 pada 10 Juni - 4 Juli 2024, SWR005 pada 26 April - 17 Juli 2024, SR021 pada 23 Agustus - 18 September 2024, ORI026 pada 30 September - 24 Oktober 2024, serta ST013 pada 8 November - 4 Desember 2024.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, SBN ritel yang akan diterbitkan mempunyai fitur beragam. Misalnya, SBN ritel dengan format konvensional atau syariah,
tradable atau
non-tradable, serta dengan pilihan tenor 2-6 tahun.
Baca Juga: Lebih Semarak, Simak Preferensi Investor untuk Obligasi Korporasi di 2024 "Hal ini dilakukan untuk memberikan opsi yang lebih beragam bagi investor sehingga bisa berinvestasi sesuai dengan
financial goals dan preferensi masing-masing investor," kata Deni saat dihubungi Kontan.co.id belum lama ini. Dari 8 penerbitan SBN ritel tersebut, Kementerian Keuangan menargetkan dapat memperoleh dana segar Rp 100 triliun-Rp 160 triliun. Target maksimal tersebut lebih tinggi dari target perolehan dana dari penerbitan SBN ritel tahun 2023 yang sebesar Rp 130 triliun. Kemudian, untuk imbal hasil yang ditawarkan tentunya akan mengacu pada
yield atau imbal hasil yang wajar di pasar. Kementerian Keuangan akan mempertimbangkan imbal hasil menarik bagi investor dan cukup adil bagi pemerintah selaku penerbit. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, seri-seri yang diterbitkan pada paruh pertama 2024 akan cenderung lebih prospektif. Hal ini sejalan dengan potensi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan akan dilakukan pada semester kedua 2024. Sebagaimana diketahui, kupon obligasi cenderung mengikuti arah suku bunga BI sehingga penurunan suku bunga BI akan berdampak pada tingkat kupon yang baru diterbitkan. Dengan kata lain, investor lebih mengincar SBN ritel yang diterbitkan pada paruh pertama karena menawarkan kupon yang lebih tinggi. Lebih lanjut, menurutnya, seri-seri yang
tradeable lebih prospektif di mata investor. Pasalnya, seri-seri ini mempunyai potensi
capital gain ketika permintaan dari investor asing masuk saat The Fed mulai memberikan sinyal penurunan suku bunga yang berpotensi menurunkan tingkat
yield. "Oleh karena itu, seri-seri yang diterbitkan awal mempunyai potensi
gain yang lebih tinggi," ucap Josua.
Baca Juga: Pemerintah Optimistis Produk SBN Ritel Bakal Tetap Diminati Masyarakat pada 2024 Bernada serupa,
Fixed Income & Macro Strategist PT Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi juga berkomentar, penerbitan SBN ritel sebelum bulan Juli 2024 paling prospektif. Alasannya, BI berpotensi memangkas suku bunganya mulai kuartal III-2024. "Sehingga dengan mengincar SBN
retail yang diterbitkan di paruh pertama 2024, investor tidak hanya memperoleh bunga lebih tinggi, tetapi juga ada peluang
capital gain," tutur Lionel. Oleh sebab itu, ORI025 dan SR020 menjadi pilihan terbaik pertamanya, sedangkan pilihan terbaik kedua adalah SWR005 dan SBR013. Lionel memperkirakan, kisaran kupon SBN ritel tahun 2024 berada di rentang 5,8%-6,2%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi