Pemerintah bangun karantina tumbuhan



JAKARTA. Buah-buahan asal Indonesia masih sulit menembus pasar ekspor, khususnya pasar Eropa dan Australia. Ketatnya persyaratan yang ditetapkan oleh negara tujuan ekspor, kerap menghambat ekspor buah Indonesia.

Padahal, peluang ekspor buah dari Indonesia cukup besar, mengingat banyak buah-buahan tropis yang tumbuh di Indonesia. Nah, agar bisa memenuhi persyaratan yang ditetapkan negara tujuan ekspor, Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) dan Induk Koperasi Tani dan Nelayan (Inkoptan) bekerjasama membangun infrastruktur pendukung ekspor produk pertanian.

Di antaranya membangun instalasi perishable warehouse atau rumah pendingin untuk produk pertanian di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Instalasi perishable warehouse ini juga berfungsi sebagai Instalasi Karantina Tumbuhan dan Hewan.


Selain di Bandara Soekarno Hatta, instalasi serupa juga dibangun di beberapa pelabuhan utama, seperti Belawan, Semarang, dan Surabaya. "Ini komitmen kami untuk mengakselerasi ekspor buah-buahan melalui pemeriksaan, verifikasi dan sertifikasi produk," kata Banun Harpini, Kepala Badan Karantina, saat meresmikan instalasi karantina tumbuhan, Rabu (8/6).

Sekretaris Jenderal Inkoptan, Suryo Bawono mengatakan, produk pertanian Indonesia bisa diterima di pasar ekspor jika kemasan dan kesegarannya bisa terjaga. "Sebab, umur kesegaran buah dan sayuran masuk sebagai salah satu syarat," ungkap dia, kemarin.

Lantaran banyak persyaratan belum bisa dipenuhi, selama ini, menurut Suryo, neraca perdagangan produk pertanian Indonesia masih mengalami defisit. Tahun lalu misalnya, impor buah, sayuran, serta produk pertanian lainnya mencapai 1 juta ton. Sementara ekspor produk pertanian Indonesia hanya sekitar 600.000 ton per tahun.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan, peluang ekspor buah dan sayuran Indonesia cukup besar. Beberapa negara, kata Suswono, masih banyak yang meminta dan menerima produk pertanian asal Indonesia. "Tantangan kita adalah bagaimana agar persyaratan yang diwajibkan harus dipenuhi," katanya.

Ia berharap, setidaknya ekspor produk pertanian bisa tumbuh sekitar 10% pertahun. Sebagai catatan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor buah-buahan Indonesia selama Januari- April 2011 mencapai 195.425 ton. Jumlah ekspor tersebut naik 38,69% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar 140.905 ton.

Volume ekspor sayuran nasional pada periode yang sama mencapai 57.350 ton. Angka ini naik sekitar 6,98% dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 53.610 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini