JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said meninjau proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Desa Long Peso, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara). PLTA Kayan menjadi salah satu percontohan penerapan energi bersih dalam skala besar sesuai karakter sumber daya lokal seperti air, surya, atau angin. Rencananya, pembangunannya dilakukan secara bertahap dengan membangun lima bendungan oleh PT Kayan Hydro Energy. Rencana investasi awal sekitar US$ 1,2 miliar.
PT Kayan adalah pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik terintegrasi/private power utilities (PPU) PLTA Kayan. Seperti diketahui, PPU merupakan usaha penyediaan tenaga listrik terintegrasi. Kegiatannya mulai dari melakukan pembangunan pembangkit, transmisi, distribusi sampai dengan menyalurkan tenaga listrik kepada konsumen dalam suatu wilayah usaha. "Komitmen Indonesia dalam memanfaatkan energi bersih merupakan sebuah kemajuan. Oleh karena itu, komitmen semua pihak untuk mewujudkannya kebutuhan yang dibutuhkan," kata Sudirman, Kamis (16/6). Menurut Sudirman, PLTA Kayan memiliki potensi 6.080 megawatt (MW) atau enam kali lebih besar daripada kapasitas keluaran PLTA Cirata di Purwakarta, Jawa Barat. Sebelumnya, sistem kelistrikan di Kalimantan Utara mayoritas ditopang oleh pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan kapasitas terpasang sebesar 69,4 MW, daya mampu sebesar 34,4 MW, serta beban puncak mencapai 32,2 MW.