JAKARTA. Perusahaan Umum (Perum) Bulog membantah akan melakukan penambahan impor beras dari Vietnam. Hal ini terkait rencana Vietnam yang akan mengekspor beras ke pasar Asia seperti China, Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso menegaskan, sejak Maret pihaknya sudah menyelesaikan masalah impor beras yang masuk ke Indonesia sehingga untuk saat ini tidak ada lagi impor. Termasuk impor tambahan dari Vietnam. “Seluruh kontrak impor beras untuk tahun lalu sudah seluruhnya masuk, total sebesar 1,892 juta ton. Kami sudah tidak menerima lagi beras impor sejak awal Maret lalu,” tandas Sutarto, Senin (2/3). Apalagi, lanjut Sutarto, hingga saat ini pemerintah tidak memberikan izin untuk impor tambahan. Adapun impor beras yang sudah masuk ke Indonesia berasal dari Vietnam, Thailand, India, dan Myanmar. Namun, Sutarto menuturkan, pemerintah bersama Bulog akan tetap terus menjajaki kemungkinan impor dari negara lain seperti Kamboja. Penjajakan dengan Kamboja sudah dilakukan sejak tahun lalu, namun belum tercapai satu kesepakatan. “Kami jajaki impor beras dari negara lain untuk menghindari monopoli yang bisa menyebabkan kecenderungan harga naik,” ujarnya. Menurut Sutarto, tujuan Bulog mengimpor beras untuk menjaga stabilitas harga di dalam negeri dan tidak dikuasai oleh pengusaha bebas seperti komoditas lain. Karena itulah, importasi beras hanya boleh dilakukan oleh Bulog dengan volume yang ditetapkan pemerintah. Terkait antisipasi kenaikan harga beras saat ini, Sutarto mengaku saat ini harga beras sedang dalam kondisi stabil karena sedang masuk musim panen raya. Dengan kondisi harga stabil ini, Bulog menghentikan penyaluran beras Operasi Pasar (OP) sementara waktu. Karena, saat panen seperti ini Bulog menyerap beras petani dengan harga Rp 6.600 sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang berlaku, sementara Bulog tetap menyalurkan OP dengan harga sekitar Rp 6.100.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah bantah tambah impor beras
JAKARTA. Perusahaan Umum (Perum) Bulog membantah akan melakukan penambahan impor beras dari Vietnam. Hal ini terkait rencana Vietnam yang akan mengekspor beras ke pasar Asia seperti China, Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso menegaskan, sejak Maret pihaknya sudah menyelesaikan masalah impor beras yang masuk ke Indonesia sehingga untuk saat ini tidak ada lagi impor. Termasuk impor tambahan dari Vietnam. “Seluruh kontrak impor beras untuk tahun lalu sudah seluruhnya masuk, total sebesar 1,892 juta ton. Kami sudah tidak menerima lagi beras impor sejak awal Maret lalu,” tandas Sutarto, Senin (2/3). Apalagi, lanjut Sutarto, hingga saat ini pemerintah tidak memberikan izin untuk impor tambahan. Adapun impor beras yang sudah masuk ke Indonesia berasal dari Vietnam, Thailand, India, dan Myanmar. Namun, Sutarto menuturkan, pemerintah bersama Bulog akan tetap terus menjajaki kemungkinan impor dari negara lain seperti Kamboja. Penjajakan dengan Kamboja sudah dilakukan sejak tahun lalu, namun belum tercapai satu kesepakatan. “Kami jajaki impor beras dari negara lain untuk menghindari monopoli yang bisa menyebabkan kecenderungan harga naik,” ujarnya. Menurut Sutarto, tujuan Bulog mengimpor beras untuk menjaga stabilitas harga di dalam negeri dan tidak dikuasai oleh pengusaha bebas seperti komoditas lain. Karena itulah, importasi beras hanya boleh dilakukan oleh Bulog dengan volume yang ditetapkan pemerintah. Terkait antisipasi kenaikan harga beras saat ini, Sutarto mengaku saat ini harga beras sedang dalam kondisi stabil karena sedang masuk musim panen raya. Dengan kondisi harga stabil ini, Bulog menghentikan penyaluran beras Operasi Pasar (OP) sementara waktu. Karena, saat panen seperti ini Bulog menyerap beras petani dengan harga Rp 6.600 sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang berlaku, sementara Bulog tetap menyalurkan OP dengan harga sekitar Rp 6.100.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News