KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah batal memperbesar porsi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel pada tahun ini. Penerbitan SBN ritel tahun ini ditargetkan hanya Rp 42,32 triliun atau 5% dari penerbitan SBN bruto sebesar Rp 846,4 triliun. Ini tak beda jauh dengan target indikatif sebesar Rp 40 triliun di tahun lalu. Perkembangan ini berbeda dari keterangan sebelumnya. Pemerintah sempat menyatakan ingin menerbitkan SBN ritel 6%-8% dari SBN bruto atau sekitar Rp 50,8 triliun-Rp 67,7 triliun tahun ini (Harian KONTAN, 20 Desember 2017). Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan, indikasi SBN ritel Rp 42,32 triliun berdasarkan perhitungan terkini pemerintah. Namun begitu, dia bilang, mungkin saja angkanya lebih besar lagi. "Hitungannya 5% saja. Namun kalau demand-nya naik, terbuka juga dilakukan penyesuaian," kata Loto kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).
Pemerintah batal memperbesar utang ritel
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah batal memperbesar porsi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel pada tahun ini. Penerbitan SBN ritel tahun ini ditargetkan hanya Rp 42,32 triliun atau 5% dari penerbitan SBN bruto sebesar Rp 846,4 triliun. Ini tak beda jauh dengan target indikatif sebesar Rp 40 triliun di tahun lalu. Perkembangan ini berbeda dari keterangan sebelumnya. Pemerintah sempat menyatakan ingin menerbitkan SBN ritel 6%-8% dari SBN bruto atau sekitar Rp 50,8 triliun-Rp 67,7 triliun tahun ini (Harian KONTAN, 20 Desember 2017). Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan, indikasi SBN ritel Rp 42,32 triliun berdasarkan perhitungan terkini pemerintah. Namun begitu, dia bilang, mungkin saja angkanya lebih besar lagi. "Hitungannya 5% saja. Namun kalau demand-nya naik, terbuka juga dilakukan penyesuaian," kata Loto kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).