JAKARTA. Meskipun kontrak kerjasama baru akan berakhir pada tahun 2013, pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan langkah negosiasi dengan pemerintah Jepang terkait nasib kemitraan antarkedua negara di PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum). Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris telah meminta Menko Perekonomian membentuk tim khusus. Tim ini nantinya bertugas melakukan negosiasi dengan Jepang dan menetapkan opsi pilihan tentang nasib produsen alumunium yang berlokasi di Sumatera Utara (Sumut) tersebut.Pemerintah Indonesia memiliki beberapa pilihan. Mulai dari membiarkan Inalum tetap dalam pengelolaan pemerintah Jepang, mengambil alih pengelolaannya secara total atau menyerahkan kepada pihak ketiga. “Mudah mudahan saja kalau ada tim negosiasinya bisa menyelesaikan. Menperin sudah mengirimkan surat ke Menko Perekonomian yang isinya memohon segera dibentuk tim negosiasi,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian (Depperin) Ansari Bukhari, Minggu (2/8).
Pemerintah Bentuk Tim Negosiasi Inalum
JAKARTA. Meskipun kontrak kerjasama baru akan berakhir pada tahun 2013, pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan langkah negosiasi dengan pemerintah Jepang terkait nasib kemitraan antarkedua negara di PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum). Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris telah meminta Menko Perekonomian membentuk tim khusus. Tim ini nantinya bertugas melakukan negosiasi dengan Jepang dan menetapkan opsi pilihan tentang nasib produsen alumunium yang berlokasi di Sumatera Utara (Sumut) tersebut.Pemerintah Indonesia memiliki beberapa pilihan. Mulai dari membiarkan Inalum tetap dalam pengelolaan pemerintah Jepang, mengambil alih pengelolaannya secara total atau menyerahkan kepada pihak ketiga. “Mudah mudahan saja kalau ada tim negosiasinya bisa menyelesaikan. Menperin sudah mengirimkan surat ke Menko Perekonomian yang isinya memohon segera dibentuk tim negosiasi,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian (Depperin) Ansari Bukhari, Minggu (2/8).