KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) bersama dengan Kementerian ESDM bekerja sama dalam akselerasi pengembangan dan pemberdayaan pelaku UKM untuk adaptasi dan transformasi kendaraan listrik. Dalam perjanjian kerjasama yang dilakukan ini, Kemenkop UKM berharap pelaku UKM dapat berkontribusi dalam melakukan konversi motor BBM untuk beralih ke motor listrik, baik dari segi penyediaan komponen maupun melakukan konversi itu sendiri. Sekretaris Kemenkop UKM Arif Rahman Hakim mengatakan bahwa kerjasama ini akan menghubungkan pelaku UKM dengan transformasi listirk yang dibina oleh KESDM. “Kami menyambut baik perjanjian kerja sama ini, dalam rangka menghubungkan pelaku UKM dengan transformasi kendaraan listrik yang dibina oleh Kementerian ESDM," katanya dalam acara penandatanganan MoU, Selasa (8/2).
Lebih lanjut, Arif menegaskan bahwa pelaku UKM wajib bertransformasi pada pembangunan berkelanjutan, karena dampak perubahan iklim global akan berdampak pada UKM, semisal, naiknya permukaan air laut setiap tahunnya yang berdampak pada aktivitas UMKM sektor perikanan.
Baca Juga: Sah! Pemerintah Resmi Perpanjang Insentif PPnBM Kendaraan Bermotor Arif juga melihat saat ini UKM mendukung pengembangan bisnis berkelanjutan. Berdasarkan hal survei KemenKop UKM dan United Nations Development Programme (UNDP), ada sekitar 94 sampai 95% UMKM tertarik dengan gagasan praktik usaha ramah lingkungan, dan sekitar 86-90% tertarik untuk melakukan praktik usaha inklusif. Selain itu, berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, jumlah kendaraan listrik di Indonesia telah mencapai 14.400 unit dengan jumlah kendaraan motor listrik sebanyak 12.464 unit. Dia pun optimis, industri kendaraan listrik dapat terus bertumbuh dengan kolaborasi pelaku UKM, pemerintah, BUMN dan swasta. "Meski tren pemulihan ekonomi mulai terasa, namun kita tidak cukup hanya membawa UMKM kembali pada kondisi sebelum pandemi. Kita ingin momentum covid-19 memperkuat adaptasi, inovasi dan daya saing UMKM kita. Itulah yang kita sebut
transformative recovery atau pemulihan transformatif," kata Arif. Nota kesepahaman ini diharapkan Arif juga dapat dilanjutkan dengan dengan aksi-aksi yang mengakselerasi keterlibatan pelaku UKM dalam transformasi kendaraan listrik, mulai dari hulu hingga hilirisasi produk.
Baca Juga: Dirjen EBTKE ESDM: PLTS Atap Tidak Bikin Cashflow PLN Merugi Di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan bahwa dalam kerja sama ini, peran pelaku UKM sangat strategis, di mana pelaku UKM diharapkan dapat menjadi penyedia komponen untuk konversi motor listrik, serta melakukan konversi dari bengkel dan
workshop. "Jadi kita akan membina pelaku UKM untuk mengkonversi motor listrik," ujar Dadan.
Dia menambahkan, pada tahun 2021 lalu, pihaknya telah berhasil menyelesaikan 100 unit motor BBM yang dikonversikan ke motor listrik. Unit ini pun dinyatakan sudah lulus uji yang ada di Kementerian Perhubungan. Pada tahun 2022 ini, pihaknya pun menargetkan 1.000 unit motor BBM yang dikonversikan menjadi motor listrik. Dari sisi pendanaan akan didukung oleh Pertamina dan PLN. Tak tanggung-tanggung, pada tahun 2025 pihaknya menargetkan 13 juta unit motor listrik hasil konversi. Hal ini pun akan menciptakan
market value untuk pelaku UKM mencapai Rp 50 triliun. "Target kami konversi motor ini yang nilai bukunya sudah nol kita ganti ke motor listrik. Potensinya ini bisa menghemat Rp319 triliun dan penurunan 65 juta ton CO²," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .