JAKARTA. Pemerintah berniat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batam. Rencananya, PLTU ini akan memiliki kapasitas setrum sebesar 800 Megawatt (MW).Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Widjajono Partowidagdo bilang, saat ini pemerintah masih melakukan studi kelayakan untuk pembangunan PLTU Batam tersebut. "Ini akan dilelang saat studi kelayakannya selesai, PLN juga boleh ikut lelang," ujar Widjajono, akhir pekan lalu.Pembangkit ini, lanjut Widjajono, tidak hanya untuk mengalirkan setrum di dalam negeri. Pemerintah berencana untuk mengalirkannya juga ke Singapura. Dari kapasitas 800 MW tersebut, hanya 200 MW yang akan dialirkan ke dalam negeri. Sedangkan sisanya, setrum akan dikirim ke Singapura. "Ini untuk mengurangi ekspor gas ke Singapura," imbuhnya.Meski belum tahu kapan pembangkit ini mulai dilelang, pemerintah memiliki target bahwa tiga tahun ke depan atau sekitar 2015, PLTU Batam sudah bisa beroperasi. Dengan beroperasinya pembangkit ini, Indonesia tak perlu lagi mengekspor gas ke Singapura dalam jumlah besar. Sehingga, pasokan gas Singapura akan dipenuhi untuk di dalam negeri.Sekadar catatan, PLN membutuhkan gas sekitar 2.000 Biliion Brithish Therman Unit per Day (BBTUD). Sayang, pasokan gas yang diterima oleh perusahaan setrum nasional itu hanya mencapai 800 BBTUD. Sehingga masih ada kekurangan sekitar 1.200 BBTUD. Sedangkan untuk industri, hanya mendapatkan gas sebesar 583 Millin Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Padahal, seharusnya pelaku industri membutuhkan gas sebesar 863 MMSCFD.Sementara kebutuhan gas di dalam negeri kurang, Indonesia malah mengekspor gas ke luar negeri. Gas yang diekspor ke Singapura berasal dari lapangan Grissik di Sumatera Selatan dan Blok B di Jambi yang dioperasikan oleh PT Conoco Philips (COPI). COPI memproduksi gas sebesar 1.000 MMSCFD dari dua lapangan tersebut. Sebanyak 300 MMSCFD diekspor ke Singapura. Sedangkan sisanya sebesar 340 MMSCFD untuk PT PGN (Persero) dan 360 MMSCFD dialirkan ke PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) untuk menggenjot produksi dari lapangan Duri.Dihubungi secara terpisah, Direktur Utama PT PLN, Nur Pamuji menyatakan, PLN bersedia untuk mengikuti lelang PLTU tersebut apabila lelang dibuka. Pasalnya, PLN sudah memiliki proyek untuk membangun jaringan yang menghubungkan sistem kelistrikan di Batam dan Bintan. Kapasitas pembangkit di Batam mencapai 320 MW. "Sedangkan beban puncaknya hanya 265 MW," tutur Nur Pamuji.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah berencana bangun PLTU 800 MW di Batam
JAKARTA. Pemerintah berniat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batam. Rencananya, PLTU ini akan memiliki kapasitas setrum sebesar 800 Megawatt (MW).Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Widjajono Partowidagdo bilang, saat ini pemerintah masih melakukan studi kelayakan untuk pembangunan PLTU Batam tersebut. "Ini akan dilelang saat studi kelayakannya selesai, PLN juga boleh ikut lelang," ujar Widjajono, akhir pekan lalu.Pembangkit ini, lanjut Widjajono, tidak hanya untuk mengalirkan setrum di dalam negeri. Pemerintah berencana untuk mengalirkannya juga ke Singapura. Dari kapasitas 800 MW tersebut, hanya 200 MW yang akan dialirkan ke dalam negeri. Sedangkan sisanya, setrum akan dikirim ke Singapura. "Ini untuk mengurangi ekspor gas ke Singapura," imbuhnya.Meski belum tahu kapan pembangkit ini mulai dilelang, pemerintah memiliki target bahwa tiga tahun ke depan atau sekitar 2015, PLTU Batam sudah bisa beroperasi. Dengan beroperasinya pembangkit ini, Indonesia tak perlu lagi mengekspor gas ke Singapura dalam jumlah besar. Sehingga, pasokan gas Singapura akan dipenuhi untuk di dalam negeri.Sekadar catatan, PLN membutuhkan gas sekitar 2.000 Biliion Brithish Therman Unit per Day (BBTUD). Sayang, pasokan gas yang diterima oleh perusahaan setrum nasional itu hanya mencapai 800 BBTUD. Sehingga masih ada kekurangan sekitar 1.200 BBTUD. Sedangkan untuk industri, hanya mendapatkan gas sebesar 583 Millin Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Padahal, seharusnya pelaku industri membutuhkan gas sebesar 863 MMSCFD.Sementara kebutuhan gas di dalam negeri kurang, Indonesia malah mengekspor gas ke luar negeri. Gas yang diekspor ke Singapura berasal dari lapangan Grissik di Sumatera Selatan dan Blok B di Jambi yang dioperasikan oleh PT Conoco Philips (COPI). COPI memproduksi gas sebesar 1.000 MMSCFD dari dua lapangan tersebut. Sebanyak 300 MMSCFD diekspor ke Singapura. Sedangkan sisanya sebesar 340 MMSCFD untuk PT PGN (Persero) dan 360 MMSCFD dialirkan ke PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) untuk menggenjot produksi dari lapangan Duri.Dihubungi secara terpisah, Direktur Utama PT PLN, Nur Pamuji menyatakan, PLN bersedia untuk mengikuti lelang PLTU tersebut apabila lelang dibuka. Pasalnya, PLN sudah memiliki proyek untuk membangun jaringan yang menghubungkan sistem kelistrikan di Batam dan Bintan. Kapasitas pembangkit di Batam mencapai 320 MW. "Sedangkan beban puncaknya hanya 265 MW," tutur Nur Pamuji.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News