KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serikat Petani Indonesia (SPI) menyoroti rencana pemerintah yang ingin mengimpor beras lagi. Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi (P3A) SPI, Muhammad Qomarun Najmi menilai rencana ini berpotensi merugikan petani. Sebab petani baru saja merasakan kenaikan harga beras. "Pasti akan berdampak ke harga, jadi tidak membuat petani semangat, karena setiap ada sedikit keuntungan tiba-tiba ada impor lagi," kata Qomar pada Kontan.co.id, Jum'at (5/10).
Ia juga mengatakan bahwa kenaikan harga beras tidak selalu menguntungkan petani. Sebab, biasanya kenaikan beras diiringi dengan kenaikan biaya produksi. Sehingga keuntungan yang didapat petani relatif kecil.
Baca Juga: Pemerintah Buka Peluang Impor Beras Lagi, Pengamat: Impor Memang Perlu Alih-alih melakukan impor, menurutnya pemerintah perlu menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) di tingkat petani. Dengan demikian, petani mau menyetor gabah atau berasnya ke Bulog dan pemerintah tidak perlu melakukan impor karena pemerintah mendapatkan kepastian cadangan beras pemerintah (CBP) dari petani langsung. "Kita sebenarnya minta HPP yang melindungi petani dan dibarengi dengan pembatasan HET beras yang juga melindungi konsumen untuk mengantisipasi spekulasi beras," ujar Qomar. Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan pihaknya sudah melakukan perhitungan dan rencananya impor akan dilakukan di akhir tahun sebanyak 1,5 juta ton.
Baca Juga: Harga di Atas HPP, Bulog Tak Maksimal Serap Beras Milik Petani Langkah ini diambil lantaran produksi beras sampai akhir tahun diprediksi akan terus menurun, sementara Perum Bulog harus punya stok CBP sebanyak 1 juta ton sampai akhir tahun nanti. "Kalau produksinya cukup tidak (impor), kalau enggak cukup ya kita siapkan (impor) 1,5 juta ton itu berdasarkan hitungan kita," jelasnya, Rabu (4/10). Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso juga mengatakan pihaknya sudah mendapatkan kerja sama dari China terkait rencana impor ini. China setuju akan menyediakan sebanyak 1 juta ton beras yang sewaktu-waktu Indonesia butuh bisa diambil untuk memenuhi CBP. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli