KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jalan pengembangan kendaraan listrik atau
electric vehicle di dalam negeri semakin mulus. Pemerintah mengumumkan akan memberikan bantuan atau subsidi untuk kendaraan motor listrik sebesar Rp 7 juta per unit. Total anggaran yang dikeluarkan khusus untuk motor listrik ini kurang lebih sebesar Rp 1,75 triliun. Terdapat dua kategori pemberian bantuan ini yakni, untuk 200 ribu unit motor listrik baru, dan 50 ribu unit untuk sepeda motor konvensional dari bahan bakar fosil yang diubah menjadi sepeda motor listrik. Sejumlah analis menilai, terdapat beberapa emiten yang berpotensi diuntungkan dengan adanya pemberian subsidi kendaraan listrik ini, salah satunya yakni PT Indika Energy Tbk (
INDY).
Analis Henan Putihrai Sekuritas Ezaridho Ibutama mengatakan, INDY saat ini memasarkan kendaraan listrik roda dua dengan merk ALVA One. INDY menargetkan konsumen kelas menengah ke atas dengan harga sekitar Rp 36,5 juta.
Baca Juga: Beli 3 Motor Listrik Ini Dapat Bantuan Rp 7 Juta Per Unit Menurut Ezar, upaya INDY untuk merangsek ke industri EV akan disokong oleh inisiatif pemerintah untuk mencapai penggunaan secara total 2 juta mobil listrik dan 13 juta sepeda motor listrik pada tahun 2030. Hanya saja, masih ada beberapa catatan Ezar untuk pengembangan kendaraan listrik ke depan, salah satunya masalah infrastruktur pengisian baterai. Meskipun ada subsidi untuk membeli motor listrik, Ezar menyebut mayoritas listrik yang terpasang di rumah saat ini nilainya hanya 1.300 VA. “Pembatasan listrik di rumah untuk pengisian akan menjadi salah satu PR untuk memperluaskan segmen konsumen yang membeli motor listrik,” kata Ezar kepada Kontan.co.id, Senin (6/3).
Baca Juga: Polytron Bidik Penjualan 6.000 Unit Motor Listrik Tahun 2023 Selain INDY, PT Astra Otoparts Tbk (
AUTO) dinilai bakal diuntungkan dengan pengembangan kendaraan listrik. Analis Sucor Sekuritas Christofer Kojongian mengatakan, AUTO telah memasuki ekosistem kendaraan listrik melalui anak perusahaannya, yakni Astra Otopower. Anak usaha ini menyediakan stasiun pengisian kendaraan listrik, mulai dari pengisian daya di dinding hingga mesin pengisian daya ultra cepat. Saat ini terdapat tujuh stasiun pengisian umum U Otopower yang tersebar di Jakarta dan Tangerang, yang sebagian besar berada di dalam bengkel Astra Otoservice. Sementara itu, AUTO sedang dalam proses penambahan satu outlet lagi di kuartal pertama 2023. AUTO disebut akan mengambil bagian dalam pembuatan suku cadang kendaraan listrik, baik roda dua maupun roda empat. “Kami melihat bahwa AUTO memiliki peluang bagus untuk memenangkan persaingan di segmen EV, mengingat merek dan kualitas komponen mereka yang sudah mapan dan diakui dengan baik oleh berbagai produsen kendaraan,” terang Christofer kepada Kontan.co.id, Senin (6/3). Kata dia, hal ini akan mengurangi risiko kehilangan pangsa pasar yang signifikan begitu kendaraan listrik mulai mendominasi industri otomotif.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Anggaran Rp 1,75 Triliun untuk Subsidi Motor Listrik Analis RHB Sekuritas Fauzan Luthfi Djamal menilai, kemungkinan pemberian subsidi ini akan menimbulkan sedikit dorongan terhadap penjualan unit sepeda motor listrik, seperti Selis, Alva, maupun Gesits. Hanya saja, pasar harus melihat dampak dari berlakunya insentif subsidi ini, setidaknya setelah dua bulan ke depan dari berlakunya insentif ini. Di sisi lain, subsidi ini dinilai berdampak minim terhadap emiten-emiten yang memiliki bisnis hilir
(downstream) untuk precursor material baterai kendaraan listrik, seperti PT Vale Indonesia Tbk (
INCO) dan PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM). “Kalau buat sentimen yang insentif subsidi ini saya rasa lebih berdampak buat mereka yang menjual di pasar akhir
(end user),” kata Fauzan, Senin (3/6). Sehingga, berita insentif kendaraan listrik ini sudah tidak begitu memberi efek terhadap saham ANTM dan INCO. RHB Sekuritas menyematkan rekomendasi
buy saham INCO dengan target harga Rp 8.300 per saham. Prospek INCO didukung oleh kemitraan INCO dengan perusahaan global seperti Taiyuan Iron & Steel, Shandong Xinhai Technology, Zhejiang Huayou Cobalt, dan Ford Motor. Kemitraan ini akan memberikan lebih banyak akses dalam hal kolaborasi teknologi dan pembiayaan.
Baca Juga: Pengusaha Singapura Tertarik Kembangkan Bisnis Kendaraan Listrik di Indonesia Henan Putihrai Sekuritas merekomendasikan beli saham INDY dengan target harga Rp 3.700 per saham. Target harga ini mencerminkan 1,03 kali dari EV/EBITDA 2022, yang dinilai masih cukup murah jika dibandingkan dengan median IDX Sektor Energi.
Selain pemulihan peralihan dari kerugian bersih akibat lonjakan harga jual batubara dan volume penjualan, saham INDY dinilai atraktif karena upayanya dalam
deleveraging yang berkelanjutan dan komitmennya untuk menjadi emiten
net zero carbon pada tahun 2050. Oleh karena itu, Ezar berpendapat bahwa INDY layak untuk diberikan valuasi yang lebih premium. Sementara Sucor Sekuritas mempertahankan
rating overweight pada sektor otomotif domestik dengan menimbang sejumlah faktor seperti pertumbuhan daya beli domestik, peningkatan PDB per kapita, hingga potensi besar Indonesia menjadi pusat manufaktur kendaraan listrik untuk wilayah regional. Di sektor otomotif, Christofer merekomendasikan beli saham PT Astra International Tbk (
ASII) dengan target harga Rp 7.500 dan beli saham PT Dharma Polimetal Tbk (
DRMA) dengan target harga Rp 935 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati