JAKARTA. Inflasi dalam beberapa waktu terakhir mengalami lonjakan yang lebih tinggi dibanding tahun lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Mei 2015 sebesar 0,5%, lebih tinggi dibanding Mei tahun lalu 0,14%. Pada April yang biasanya terjadi deflasi pada tahun ini tercatat inflasi 0,36%. April 2014 terjadi deflasi 0,02%. Alhasil inflasi bergejolak tahunan tercatat mencapai 8,1%. Akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, komponen inflasi dari harga diatur pemerintah mencapai 13,35% pada Mei 2015. Di sisi lain, pelemahan rupiah menyebabkan inflasi tahunan betah pada level sekitar 5%. Kepala Ekonom BII Juniman berpendapat yang menjadi penyebab inflasi utama adalah pangan. Harga pangan internasional tidak mengalami kenaikan sehingga sumber permasalahannya ada pada pasokan dalam negeri.
Sebelum-sebelumnya pemerintah memperoleh pasokan pangan dari impor. Saat ini pemerintah menutup keran impor. Celakanya, pasokan dalam negeri belum bisa menggantikan impor pangan yang ditutup. "Kalau produksi dalam negeri tidak cukup, yah harus dipasok dengan impor tapi impornya terukur," paparnya kepada KONTAN, Senin (29/6).