KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah membuka peluang untuk melakukan pelarangan ekspor pasir kuarsa. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (21/7). Menurutnya, hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah dari pengolahan pasir kuarsa.
"Kita ingin pasar kuarsa ini juga dikelola dan tidak menutup kemungkinan ke depan kita juga mempertimbangkan untuk kita larang ekspor juga," ujar Bahlil kepada awak media.
Baca Juga: Bahlil Sebut Produsen Kaca Asal China Akan Bangun Hilirisasi Pasir Kuarsa di Batam Bahlil menegaskan, negara lain tidak bisa melarang kebijakan yang akan dilakukan pemerintah Indonesia, termasuk dengan larangan ekspor pasir kuarsa ini. "Ya terserah orang mau protes kita, ya protes saja. Masa negara kita tidak boleh maju-maju. Negara yg lain boleh membuat kebijakan negaranya, masa kita tidak boleh," katanya. Bahlil bilang, pengelolaan pasir kuarsa dan silika akan dilakukan dengan membangun ekosistem pabrik kaca dan juga solar panel. Nah, ini merupakan bagian dari hilirisasi di sektor pasir kuarsa. Menurutnya, apabila pemerintah Indonesia membangun panel surya, maka Indonesia akan menjadi salah satu negara penyumbang panel surya terbesar di dunia. "Kita itu punya cadangan pasir kuarsa, salah satu terbesar di dunia. Kita punya kuarsa dan silika. Nah, ini adalah bahan baku utama untuk membangun kaca sama panel surya," tambahnya. "Ke depan dunia itu kan
green energy, mereka membutuhkan itu," terang Bahlil.
Baca Juga: IPO Pelayaran Kurnia Lautan Semesta, Menarikkah? Sebelumnya, Bahlil telah mengunjungi fasilitas produksi Xinyi Group yang merupakan perusahaan terkemuka dalam industri kaca dan solar panel, yang berlokasi di kota Wuhu, Tiongkok. Bahlil menyebut, kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut atas rencana investasi Xinyi Group di Kawasan Rempang Eco-City yang terletak di Batam, Kepulauan Riau. "Dengan kita membangun ekosistem pabrik kaca dan solar panel, ini merupakan bagian daripada hilirisasi di sektor pasir kuarsa," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi