JAKARTA. Meski memperbesar penerbitan surat berharga negara (SBN) berdenominasi euro (Euro Bond) menjadi salah satu alternatif pemerintah, jika global sukuk tak sesuai harapan, pemerintah tetap mencermati risiko penerbitan Euro Bond pada tahun ini. Risiko itu terutama soal geopolitik di Eropa.Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan, Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Schneider Siahaan mengatakan, risiko tersebut datang dari Yunani.Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mengkhawatirkan kondisi negeri para dewa tersebut. Sebab, rasio utang Yunani mencapai hampir 200% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Sementara, defisit fiskal Yunani ada di kisaran 4,2% dari PDB. Dengan defisit fiskal yang melebihi 3% dari PDB tersebut, Yunani tak mungkin tetap berada di Uni Eropa.
Pemerintah cermati risiko penerbitan Euro Bond
JAKARTA. Meski memperbesar penerbitan surat berharga negara (SBN) berdenominasi euro (Euro Bond) menjadi salah satu alternatif pemerintah, jika global sukuk tak sesuai harapan, pemerintah tetap mencermati risiko penerbitan Euro Bond pada tahun ini. Risiko itu terutama soal geopolitik di Eropa.Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan, Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Schneider Siahaan mengatakan, risiko tersebut datang dari Yunani.Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mengkhawatirkan kondisi negeri para dewa tersebut. Sebab, rasio utang Yunani mencapai hampir 200% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Sementara, defisit fiskal Yunani ada di kisaran 4,2% dari PDB. Dengan defisit fiskal yang melebihi 3% dari PDB tersebut, Yunani tak mungkin tetap berada di Uni Eropa.