Seoul/BEIJING. Pemerintah China semakin galak terhadap merek asing. Niatan China mengerek daya saing produk dalam negeri semakin menyudutkan sejumlah pebisnis asing. Kali ini, giliran Samsung Electronics Co yang menjadi korban kritikan China. Negeri Panda ini menuduh produk ponsel pintar (smartphone) Samsung seri Galaxy S dan Note memiliki kualitas buruk. Tak tanggung-tanggung, China melontarkan tuduhan lewat stasiun televisi milik pemerintah yakni China Central Television (CCTV). Lewat program Economic Half-Hour yang tayang Selasa (22/10), China mengungkapkan, cip memori Samsung Galaxy S dan Note bermasalah. Dalam tayangan tersebut, CCTV menginformasikan bahwa tingkat kerusakan Samsung Galaxy S dan Note mencapai 30 kali per hari. CCTV mengungkap realita tersebut lewat pengakuan pemilik reparasi yang identitasnya disamarkan. Tuduhan ini merupakan lampu merah bagi kelangsungan praktik bisnis Samsung di daratan China. Sebab, produsen smartphone asal Korea Selatan (Korsel) ini menjadi penguasa pasar ponsel pintar di China, dengan market share sebanyak 18% di akhir Juni lalu.
Pemerintah China getol kritik produsen asing
Seoul/BEIJING. Pemerintah China semakin galak terhadap merek asing. Niatan China mengerek daya saing produk dalam negeri semakin menyudutkan sejumlah pebisnis asing. Kali ini, giliran Samsung Electronics Co yang menjadi korban kritikan China. Negeri Panda ini menuduh produk ponsel pintar (smartphone) Samsung seri Galaxy S dan Note memiliki kualitas buruk. Tak tanggung-tanggung, China melontarkan tuduhan lewat stasiun televisi milik pemerintah yakni China Central Television (CCTV). Lewat program Economic Half-Hour yang tayang Selasa (22/10), China mengungkapkan, cip memori Samsung Galaxy S dan Note bermasalah. Dalam tayangan tersebut, CCTV menginformasikan bahwa tingkat kerusakan Samsung Galaxy S dan Note mencapai 30 kali per hari. CCTV mengungkap realita tersebut lewat pengakuan pemilik reparasi yang identitasnya disamarkan. Tuduhan ini merupakan lampu merah bagi kelangsungan praktik bisnis Samsung di daratan China. Sebab, produsen smartphone asal Korea Selatan (Korsel) ini menjadi penguasa pasar ponsel pintar di China, dengan market share sebanyak 18% di akhir Juni lalu.