Pemerintah dan Inpex sepakat percepat proyek Lapangan Abadi Blok Masela



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan baru saja melakukan kunjungan kerja ke Jepang. Dalam kunjungannya tersebut, Jonan juga menemui petinggi Inpex Corporation untuk membahas kelanjutan proyek Lapangan Gas Abadi Blok Masela.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Djoko Siswanto membenarkan Menteri ESDM bertemu petinggi Inpex untuk membahas Blok Masela ketika kunjungan kerja ke Jepang. Dalam rapat tersebut, pemerintah Indonesia meminta Inpex untuk segera melanjutkan proyek Blok Masela.

Salah satunya dengan segera mengajukan revisi Plan of Development (POD). "Ya cepat diajukan POD-nya. Inpex janji cepat mengajukan (POD)," kata Djoko, Senin (29/10).


Pemerintah menargetkan revisi POD Blok Masela bisa diserahkan bulan depan. Djoko menyebut saat ini proses POD Blok Masela masih dalam tahap pembahasan di SKK Migas.

Pemerintah berharap bisa memberikan persetujuan POD pada akhir tahun 2018. Dengan begitu, Inpex sudah bisa melakukan lelang-lelang untuk proyek Blok Masela sehingga pada tahun 2020 sudah memasuki tahapan proses konstruksi fasilitas produksi.

"(Revisi POD) bulan depan. Masela setelah POD selesaikan, mulai tahun depan lelang-lelang. tahun berikutnya (pembangunan)," jelas Djoko.

Sementara itu, terkait dengan insentif yang diminta oleh Inpex, Djoko menyebut insentif akan dibahas pada saat pembahasan biaya. "Insentif itu nanti setelah dilihat keseluruhan cost, dia perlu apa disampaikan," jelas Djoko.

Selain masalah biaya, Inpex juga meminta perpanjangan kontrak. Djoko menyebut pemerintah telah memberikan tambahan kontrak tujuh tahun untuk Inpex di Blok Masela.

Sementara untuk perpanjangan kontrak 20 tahun, baru bisa diajukan oleh Inpex paling cepat tahun ini atau 10 tahun sebelum kontrak berakhir pada 2028. Biarpun begitu, Djoko menyebut Inpex dan pemerintah telah membahas mengenai perpajangan 20 tahun.

"Kan tujuh tahun sudah kami berikan, perpanjangan tujuh tahun itu. Setelah itu minta lagi 20 tahun, administrasinya 28 November 2018, prinsipnya kami oke," jelas Djoko.

Pengamat Ekonomi dan Energi UGM Fahmy Radhi yang ikut dalam kunjungan kerja Jonan ke Jepang sebagai opinion leader menyebut Jonan memang ingin agar proyek Blok Masela segera berjalan. Jonan bahkan memberi jaminan insentif yang diminta Inpex asalkan Inpex segera mempercepat proyek tersebut.

"Jadi yang saya tahu itu kemarin, saat ini proyek tersebut semacam stagnan, belum akan memulai proses bisnisnya kalau belum ada insentif yang diminta tadi. Di pertemuan itu Jonan menyakinkan sambil jalan, nanti beberapa insentif detailnya akan dibahas saat penyusunan POD (Plan of Development). Poin penting dalam pertemuan Jonan dan Inpex adalah mendorong percepatan," jelas Fahmy kepada Kontan.co.id Senin (29/10).

Menurutnya, kunjungan Jonan ke Jepang ini sangat efektif karena masing-masing pihak saling bersepakat untuk memulai segera proyek Blok Masela. Sehingga ada suatu kepastian bahwa investasi Masela segera dimulai.

"Saya yakin dalam waktu dekat segera dimulai,"ungkap Fahmy.

Apalagi menurut Fahmy, dalam pertemuan kali ini, ada dokumen risalah rapat yang bisa dijadikan jaminan kesediaan Jonan memberikan insentif untuk Inpex di Blok Masela. Pemerintah dengan Inpex sepakat untuk menindaklanjuti kesepakatan di Jepang tersebut dalam pertemuan selanjutnya di Jakarta.

Berbeda dengan pertemuan tahun lalu yang membahas tambahan perpanjangan kontrak selama tujuh tahun yang hanya disampaikan secara lisan oleh Menteri ESDM tersebut. "Saya menyebutnya ada mutual undersanding yang dibuat tertulis. Jadi ada akselerasi dalam pelaksanaan proyek Masela oleh Inpex,"ungkap Fahmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi