Pemerintah diminta beri insentif bea masuk kedelai



JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang terus melemah berdampak melejitnya harga sejumlah komoditas impor. Salah satunya kedelai, bahan baku tahu dan tempe. Sohibul Iman, Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS, mengatakan kenaikan harga kedelai merupakan konsekuensi dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. "Otomatis harga kedelai akan naik, bahkan termasuk harga daging. Karena itu, pemerintah harus mencari upaya-upaya bagaimana menyelamatkan industri kita. Mereka (pelaku industri) bagaimana pun yang paling terkena imbasnya," jelasnya di Jakarta, Rabu (28/8). Menurut politisi partai bulan bintang ini, kebijakan pemerintah untuk menaikkan biaya impor barang mewah serta pemberian kemudahan untuk kegiatan ekspor merupakan skema yang biasa dilakukan oleh negara-negara lain dalam kondisi krisis seperti Indonesia saat ini. "Jadi kalau untuk kedelai, karena biayanya cukup mahal, pemerintah harus memberikan insentif bea masuk," kata Sohibul. Sehubungan dengan rencana pemerintah untuk mengimpor 600.000 ton kedelai hingga akhir tahun ini, ia belum bisa membandingkan antara jumlah yang diimpor dengan kebutuhan sesungguhnya. "Masalahnya, bagaimana pemerintah memberikan insentif supaya impor kedelai tidak lebih mahal lagi," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dikky Setiawan