KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah didorong untuk menahan harga BBM bersubsidi dan tarif listrik bersubsidi pada bulan Juli demi menjaga kestabilan ekonomi di Indonesia. Fahmy Radhi, Pengamat Energi dari Universitas Gadjah Mada, menekankan bahwa kebijakan untuk menahan harga BBM dan tarif listrik bersubsidi sangat penting untuk menjaga perekonomian nasional di tengah tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan tingkat inflasi yang saat ini masih terkendali. "Menurut saya, sebaiknya pemerintah jangan menaikkan dulu [harga BBM dan tarif listrik subsidi] harus menahan. Karena harga minyak dunia saat ini cenderung turun sekitar US$ 81 per barel. Memang rupiah kita lemah terhadap dolar, tetapi inflasi masih terkendali. Kalau pemerintah menaikkan harga BBM dan tarif listrik subsidi maka akan berpotensi inflasi. Sangat berbahaya bagi perekonomian Indonesia," ungkapnya kepada KONTAN, Selasa (25/6).
Pemerintah Diminta Tahan Harga BBM dan Tarif Listrik pada Juli, Ini Alasannya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah didorong untuk menahan harga BBM bersubsidi dan tarif listrik bersubsidi pada bulan Juli demi menjaga kestabilan ekonomi di Indonesia. Fahmy Radhi, Pengamat Energi dari Universitas Gadjah Mada, menekankan bahwa kebijakan untuk menahan harga BBM dan tarif listrik bersubsidi sangat penting untuk menjaga perekonomian nasional di tengah tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan tingkat inflasi yang saat ini masih terkendali. "Menurut saya, sebaiknya pemerintah jangan menaikkan dulu [harga BBM dan tarif listrik subsidi] harus menahan. Karena harga minyak dunia saat ini cenderung turun sekitar US$ 81 per barel. Memang rupiah kita lemah terhadap dolar, tetapi inflasi masih terkendali. Kalau pemerintah menaikkan harga BBM dan tarif listrik subsidi maka akan berpotensi inflasi. Sangat berbahaya bagi perekonomian Indonesia," ungkapnya kepada KONTAN, Selasa (25/6).