Pemerintah dorong ekspor Songket Silungkang



KONTAN.CO.ID -  Ajang internasional untuk mempromosikan produk unggulan daerah kembali digelar. Kali ini, pergelaran yang bertajuk Sawahlunto International Songket Carnival III (SISCa) 2017 dihelat di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.

Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Kemenkop UKM, Emilia Suhaimi mengatakan, kegiatan tersebut secara konsisten telah mengangkat warisan budaya nasional yang diekspresikan dalam suatu karya seni tinggi, buah tangan para perajin tenun Songket Silungkang.

"Tenun Songket Silungkang juga mengandung nilai kehidupan masyarakat Sawahlunto yang menggambarkan kesakralan, ketekunan, ketelitian dan kesabaran," ujarnya.


Menurut Emilia, cerita di balik tenun Songket Silungkang perlu terus diangkat dan dipromosikan, sehingga para konsumen dari dalam maupun mancanegara akan tertarik untuk membeli. Sebagai upaya untuk memperkuat posisi produk UKM, penenun Songket Silungkang dapat dilakukan melalui berbagai strategi. Yaitu, adanya pameran produk, konferensi, dan karnaval.

Produk tenun Songket Silungkang masuk ke salah satu kategori produk fesyen dan aksesoris di Smesco Indonesia. Motif Silungkang asli Sumatera Barat ini juga dapat juga dikombinasikan dengan produk lain seperti tas dan handycraft, sehingga variasi produk dari seni menenun ini juga dapat mewarnai produk di luar fesyen.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemdag), Arlinda menyebutkan, pihaknya berkeinginan agar semua produk yang dihasilkan Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Songket dari Sawahlunto, sebutnya, merupakan salah satu produk yang harus dikembangkan.

Wali Kota Sawahlunto, Ali Yusuf menambahkan, dari 37 desa/kelurahan, sebanyak 18 di antaranya telah terdapat perajin songket. Dalam sehari, mereka mampu memproduksi 162 model songket. "Kami punya obsesi bahwa Songket Silungkang menjadi andalan industri tekstil kreatif yang mengangkat nama Sawahlunto, Sumatera Barat," ujar Ali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini