KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) berencana menghentikan ekspor minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) sebagai bagian dari rencana hilirisasi industri sawit. Sebagai gantinya, CPO harus diolah terlebih dahulu menjadi produk bernilai tambah, seperti kosmetik, mentega, dan biodiesel. Menanggapi rencana ini, Direktur Utama PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Santosa menyambut positif komitmen pemerintah yang serius menggarap dan mendukung perkembangan industri sawit nasional. Secara strategis, Santosa sangat setuju dengan pemerintah yang menginginkan sumber daya alam Indonesia dapat dikuasai dan diolah di dalam negeri sehingga nilai tambah terbesar tetap dinikmati oleh Indonesia. Akan tetapi, secara pragmatis, pemerintah juga perlu memperhitungkan kondisi pasar dan daya saing Indonesia sehingga target hilirisasi tergolong realistis. "Sampai titik mana kita bisa kompetitif sehingga menghasilkan nilai tambah, bukan justru merusak kekuatan yang sudah kita miliki dengan subsidi atau dumping yang justru bisa jadi bumerang di era perdagangan bebas," tutur Santosa kepada Kontan.co.id, Jumat (5/11).
Pemerintah dorong hilirisasi sawit, ini tanggapan bos Astra Agro Lestari (AALI)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) berencana menghentikan ekspor minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) sebagai bagian dari rencana hilirisasi industri sawit. Sebagai gantinya, CPO harus diolah terlebih dahulu menjadi produk bernilai tambah, seperti kosmetik, mentega, dan biodiesel. Menanggapi rencana ini, Direktur Utama PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Santosa menyambut positif komitmen pemerintah yang serius menggarap dan mendukung perkembangan industri sawit nasional. Secara strategis, Santosa sangat setuju dengan pemerintah yang menginginkan sumber daya alam Indonesia dapat dikuasai dan diolah di dalam negeri sehingga nilai tambah terbesar tetap dinikmati oleh Indonesia. Akan tetapi, secara pragmatis, pemerintah juga perlu memperhitungkan kondisi pasar dan daya saing Indonesia sehingga target hilirisasi tergolong realistis. "Sampai titik mana kita bisa kompetitif sehingga menghasilkan nilai tambah, bukan justru merusak kekuatan yang sudah kita miliki dengan subsidi atau dumping yang justru bisa jadi bumerang di era perdagangan bebas," tutur Santosa kepada Kontan.co.id, Jumat (5/11).