Pemerintah Dorong Industri Gula Nasional Hasilkan Raw Sugar



JAKARTA. Setelah memenuhi permintaan produsen gula untuk menghentikan impor dan memperketat pengawasan distribusi gula rafinasi, pemerintah kini menagih balik. Pemerintah meminta pabrik gula untuk bisa menghasilkan gula mentah (raw sugar) berkualitas tinggi sebagai bahan baku gula rafinasi. Mutu gula yang diharapkan pemerintah, setidaknya sesuai dengan permintaan industri  makanan minuman yang memang membutuhkan gula rafinasi berkualitas tinggi.

Kesediaan pemerintah mengurangi impor gula, pekan lalu, sepintas lalu memang melindungi kepentingan petani tebu dan pabrik gula. Tapi hal yang sama belum tentu dirasakan oleh para pelaku bisnis di sektor makanan dan minuman. Setelah tak ada lagi impor, mereka inilah yang bakal kelabakan mencari bahan baku. Pasokan raw sugar dalam negeri, tidak melulu mampu memenuhi standar kualitas yang mereka tetapkan.  

Untuk produksi, kata Bayu Krisnamurthi, tahun ini pemerintah berhasil meningkatkan produksi gula putih rakyat dari 2,2 juta ton menjadi 2,7 juta ton. "Tahun ini ada ekstra surplus 500.000 ton," kata Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan itu, di Jakarta Selasa (9/9)


Pemerintah juga akan segera merevitalisasi pabrik. Pabrik gula yang sudah  menghasilkan gula bermutu tinggi, akan didorong  untuk meningkatkan kualitasnya lagi. Sedangkan pabrik yang memproduksi gula bermutu rendah akan diarahkan untuk menghasilkan raw sugar. Jadi nanti ada pabrik gula-pabrik gula yang memproduksi gula bagus dan raw sugar. Bayu yakin kebijakan ini tidak akan merugikan petani tebu.

Gula rafinasi dan gula putih sebetulnya tidak jauh berbeda. Hanya saja kualitas gula rafinasi lebih baik. Selama ini lebih banyak dipenuhi dari impor. "Nanti kita ingin gula rafinasi juga bisa diproduksi di dalam negeri, kita tidak ingin gula kita hanya menjadi kelas dua. Impor dikurangi," ujar Bayu.

Dari total konsumsi gula 3 juta ton pertahun, konsumsi gula rafinasi tak lebih dari 30%. "Tapi nanti tahun 2010, kapasitas terpasang gula rafinasi bakal mencapai 3 juta ton. Itu, jika pabrik baru mulai beroperasi pada tahun depan,” kata Bayu. Pabrik anyar yang dimaksud disini bukan hasil investasi baru. Tapi iizin investasi lama yang baru direalisasikan sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test