Pemerintah dorong peran genarasi milenial dalam pemanfaatan EBT



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi energi pada industri, transportasi, rumah tangga, dan sektor komersial saat ini masih didominasi oleh energi berbasis fosil. Ketergantungan yang cukup tinggi terhadap energi fosil telah berlangsung lama dan menjadi tantangan Indonesia dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Untuk menjawab tantangan ini, generasi milenial yang di antaranya diwakili oleh kaum mahasiswa dapat berkontribusi melalui inisiatif starter bisnis untuk energi baru terbarukan (EBT) ataupun memberikan kontribusi langsung terhadap upaya energi bersih melalui aksi hemat energi.

Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengaku, Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat besar tetapi pemanfaatannya belum optimal. Capaian pengembangan EBT terkini didominasi oleh tenaga hidro, panas bumi, dan bioenergi baik bioenergi untuk listrik maupun untuk bahan bakar hijau dalam bentuk biodiesel yang saat ini sedang berjalan.


“Yang membanggakan di sini bahwa mulai muncul inisiatif pemanfaatan bersumber tenaga surya dan bayu yang memang angkanya masih kecil, tetapi melalui prediksi kita ke depan, angka-angka yang hidro dan bayu ini kita targetkan dan programkan bisa meningkat secara cepat,” ungkap Dadan dalam siaran pers di situs Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Selasa (1/12).

Terkait capaian penurunan emisi gas rumah kaca, Dadan menjelaskan bahwa Kementerian ESDM terus berkomunikasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan diketahui capaian penurunannya sudah sesuai target.

“Target sampai tahun 2030 kita kontribusi nanti 314 juta ton per tahunnya kami monitor dan kami hitung. Misalkan untuk tahun 2019 realisasinya hampir 55 juta ton dari target 51 juta ton, kemudian tahun 2020 ini angka sementara kami 63 juta ton CO2 ekuivalen dan target kami adalah 58 juta ton,” urai Dadan.

Baca Juga: Akademisi: Pengembangan EBT tanah air sebaiknya tak contoh Eropa dan Amerika Serikat

Menurutnya, target tersebut dicapai dengan kolaborasi program pemerintah yang mendorong pemanfaatan energi terbarukan dan peningkatan energi efisiensi dengan upaya penggiat isu lingkungan. Dadan juga mengungkapkan harapannya terhadap peran para mahasiswa untuk memberikan kontribusi dalam upaya pengembangan EBT yang saat ini tengah diakselerasikan oleh pemerintah.

“Kami ingin sampaikan kepada para mahasiswa bagaimana bisa para mahasiswa atau milenial ini bisa berkontribusi misalkan sekarang sudah mulai ada inisiatif-inisiatif meskipun skalanya masih kecil sebagai starter bisnis untuk EBT,” jelasnya.

Adapun beberapa poin peran generasi milenial yang dapat dilakukan sebagai kontribusi dalam upaya pengembangan EBT antara lain:

1. Terlibat dan memberikan sumbangsih dalam pengembangan EBT;

2. Melakukan sosialisasi pentingnya penggunaan EBT untuk mendukung ketahanan energi;

3. Menciptakan inovasi-inovasi di bidang energi terbarukan yang langsung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat;

4. Memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi berkah, melalui pembuatan biogas, pelet/briket biomassa;

5. Memanfaatkan potensi tanaman setempat menjadi bahan bakar seperti pembuatan bioethanol dari tanaman aren dan sagu;

6. Melakukan pendampingan bagi masyarakat dalam pengembangan EBT;

7. Melakukan perilaku hemat energi yang dapat dimulai dengan langkah sederhana 3M, yaitu:

- mematikan lampu dan peralatan listrik lainnya jika tidak digunakan

- mencabut kabel power listrik jika peralatannya sudah dimatikan

- mengatur suhu AC di ruangan pada 25 derajat Celcius serta pilih alat berlabel hemat energi.

Selanjutnya: Demi Bauran EBT, Pemerintah Akan Mengonversi 23 PLTU Berusia Tua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .